Monday, September 17, 2018

Terima Kasih, Path!

Setelah beberapa hari yang lalu warganet diramaikan dengan isu Path akan segera tutup, akhirnya siang ini isu tersebut terjawab sudah. Melalui aplikasi dan akun Twitter resminya, Path mengumumkan bahwa platform media sosial yang telah beroperasi sejak tahun 2010 ini akan resmi menghentikan layanannya per tanggal 18 Oktober 2018 mendatang. Path tidak lantas pergi begitu saja. Sebagai tanggung jawabnya, Path memberikan kesempatan kepada semua pemilik akun untuk memback-up data (baik itu berupa video, foto, dll) dengan cara mengisi alamat e-mail. Kemungkinan besar data back-up tersebut akan dikirim via e-mail dalam berupa tautan dan pengguna tinggal mengunduhnya saja.

Saya kurang mengetahui apa alasan Path memutuskan untuk menutup layanannya. Namun satu hal yang pasti, Path memang mulai sepi belakangan ini. Saat kejayaannya (sekitar tahun 2013-2014) Path begitu digetoli oleh penggunanya. Saking bekennya saat itu, beberapa persen saham aplikasi ini sempat dibeli oleh perusahaan milik Bakrie Global Group.

Banyak alasan yang melatari kenapa orang-orang mulai enggan bermain Path. Mulai dari sistemnya yang terlalu privacy, banyak yang nge-spam/nyampah, monoton, dikatakan sebagai tempat ajang pamer juga caper, bobot aplikasi yang terlalu berat di hape/gadget, hingga dirasa kalah canggih dan kreatif dibandingkan platform media sosial lainnya, contoh nyatanya seperti Instagram.

Karena sepi itulah kepopuleran Path jadi jauh berkurang. Tidak heran bagi saya apabila akhirnya Path memutuskan untuk menghentikan layanannya. Itu memang hal biasa yang harus dilakukan. Apabila tidak dapat lagi memberikan keuntungan secara finansial, bahkan malah banyak kerugiannya, buat apa dipertahankan lagi.

Walau begitu, bagi saya Path sempat menjadi salah satu tempat favorit untuk bercerita, berbagi, menulis review, maupun sekadar nongkrong sambil memperhatikan aktivitas-aktivitas dari sahabat, teman serta rekan. Banyak fitur dari Path yang menjadi favorit penggunanya. Mulai dari mendengarkan musik, menonton film bioskop atau serial TV, membaca buku, check-in place, #pathdaily, hingga sleep/awake-nya itu. Rasa sedih akan kepergian Path sudah jelas pasti ada. Sangat beralasan mengingat Path merupakan salah satu media sosial yang begitu banyak menyimpan kenangan.

Sayonara, Path. Terima kasih atas waktunya selama ini.

Sunday, September 02, 2018

Heart of Borneo

Apa itu Heart of Borneo? Borneo adalah pulau terbesar ketiga di dunia serta memiliki keanekaragaman hayati global di hutan tropisnya yang kaya. Setidaknya ada 13 spesies pritama, 350 spesies burung, dan 15.000 spesies tumbuhan. Termasuk di dalamnya spesies karismatik, Orangutan, Badak Sumatera, dan Gajah Borneo, serta floranya yang beragam yaitu Kantong Semar, Anggrek Hitam dan Bunga Rafflesia.

Heart of Borneo (HoB) atau yang juga dikenal sebagai Jantung Borneo merupakan inisiatif tiga negara yaitu Brunei Darussalam, Indonesia dan Malaysia untuk pengelolaan kawasan hutan tropis Borneo berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan konservasi. Tujuannya untuk mempertahankan dan memelihara keberlanjutan manfaat salah satu kawasan hutan hujan terbaik yang masih tersisa di Borneo bagi kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang. Ikut menjaga kelestarian kawasan Heart of Borneo berarti kita juga melindungi bumi

Saturday, September 01, 2018

Asian Games Menyatukan Kita, Hiduplah Indonesia Raya!

Tanpa terasa 2 minggu sudah pagelaran Asian Games 2018 di negeri kita ini. Dan malam nanti merupakan penutupannya. Dalam kurun waktu 2 minggu terakhir, untuk sesaat kita menolak dipecah-belah dan kita bersatu untuk mendukung Indonesia tanpa peduli suku, agama, dan ras. Semoga, ini bukan hanya sesaat.

Silakan ditonton video di bawah ini. Dijamin mampu membuat Anda merinding. Hiduplah Indonesia Raya!


Tuesday, August 21, 2018

Kabut Asap Mengancam Palangka Raya

Kabut Asap Mengancam. Demikian bunyi tajuk utama dari harian Kalteng Pos edisi hari Selasa, 21 Agustus 2018.

Kebakaran lahan belum bisa dicegah oleh pihak terkait. Palangka Raya dikepung karhutla (kebakaran hutan dan lahan). Tiap hari sirene mobil pemadam kebakaran menjadi hal lumrah didengar. Dalam sehari saja bisa ada 5 titik lebih kebakaran. Mulai dari Kelurahan Kalampangan, Petuk Katimpun, Kereng Bangkirai, Menteng, dan Bukit Tunggal. Ini dapat dibuktikan bahwa akhir-akhir ini setiap pagi dan malam Kota Palangka Raya sudah tercium bau asap yang cukup mengganggu.

Jika masyarakat terus menerus tak peduli dan melakukan pembakaran secara sporadis, maka Palangka Raya terancam kabut asap. Dibutuhkan kesadaran yang tinggi dari masyarakat untuk tidak membakar lahan. Masyarakat juga dihimbau bila ada yang melihat orang membakar lahan, segera laporkan hal tsb kepada pihak berwajib agar yang bersangkutan dapat diproses secara hukum. Bisa dengan cara menghubungi Pusdalops Penanggulangan Bencana Provinsi Kalimantan Tengah di nomor telpon 05364260564 atau via WhatsApp 081251510110.

Jangan biarkan kejadian kabut asap tahun 2015 terulang kembali. Karena selain menguras tenaga, waktu, dan materi, juga memberikan dampak negatif pada kesehatan dan kehidupan masyarakat serta lingkungan.

Tetap waspada. Jangan lengah!

Sunday, August 19, 2018

Tari Ratoeh Jaroe di Opening Ceremony Asian Games 2018

Ada yang menyaksikan Opening Ceremony Asian Games 2018 kemarin malam? Sebuah seremoni yang luar biasa epik dan spektakuler! Tayangan yang disiarkan secara langsung selama 2,5 jam itu benar-benar membuat bangga seluruh rakyat Indonesia. Digadang-gadang ini merupakan Opening Ceremony terbaik Asian Games yang pernah ada sampai sejauh ini.

Banyak momen menarik dalam Opening Ceremony ini. Mulai dari Presiden Jokowi mengendarai motor gede, joget dayung, parade dari masing-masing negara peserta, menyanyikan lagu Indonesia Raya, penampilan Via Vallen beserta artis lain, penyalaan api Asian Games, dll.

Namun bagi saya pribadi, momen favorit adalah saat Tari Ratoeh Jaroe (asal Aceh) yang ditampilkan oleh ribuan penari untuk menyambut dan menghormati para undangan. Silakan disimak cuplikan singkatnya pada video di bawah ini (bila tidak dapat diputar di sini, silakan langsung ke Youtube-nya saja).


Congrats Mr. Wishnutama selaku Creative Director yang telah berhasil menyuguhkan Opening Ceremony Asian Games 2018 semegah ini.

Monday, July 09, 2018

ANT-MAN AND THE WASP

Ant-Man and the Wasp, film ketiga sekaligus penutup dari Marvel Studio di tahun 2018 ini, tayang di Indonesia sejak tanggal 4 Juli kemarin. Walaupun film ini rilis setelah Avengers: Infinity War, secara cerita Ant-Man and the Wasp mengambil alur sebelum kejadian Infinity War. Dalam hal ini kisahnya berkutat di sekitaran Scott Lang yang menjadi tahanan rumah dampak dari event Civil War lalu. Dengan durasi kurang lebih 2 jam, film ini kurang lebih sama seperti film pertamanya. Cukup asyik dan penuh kelucuan menyegarkan walaupun, well, tidak terlalu membekas.

Filmnya kali ini mengisahkan upaya dari Dr. Hank Pym, Hope van Dyne dan juga Scott Lang yang mencoba untuk menyelamatkan Janet Van Dyne yang tak lain adalah istri dari Hank Pym dan ibu dari Hope. Janet seperti yang sudah dikisahkan pada film terdahulunya adalah seorang Wasp yang karena sesuatu hal terjebak di alam kuantum. Misi penyelamatan pun dilakukan mengingat Ant-Man yang sebelumnya pernah terjebak di alam kuantum, dapat balik ke dunia realitas. Terlebih lagi Scott Lang yang secara tak sadar bisa melakukan komunikasi dengan Janet, membuat misi ini semakin optimis dapat dilakukan. Namun dalam perjalanannya, misi ini mendapat rintangan dari seorang karakter misterius yang memiliki tujuan tertentu pula. Berhasilkah usaha Hank Pym cs untuk menyelamatkan dan membawa pulang Janet?

Ant-Man and the Wasp menampilkan cerita yang gampang dicerna, dialog penuh dengan kejenakaan dan aksi yang menghibur. Cocok sebagai tontonan keluarga. Buat yang suka dengan sains, di sini juga terselip pelajaran Fisika Kuantum lengkap dengan segala teori dan hipotesisnya yang masuk akal.

Akhir kata, Ant-Man and the Wasp adalah sebuah tontonan yang menyenangkan. Silakan ditonton. Dan jangan lupa akan ada 2 buah adegan tambahan begitu filmnya selesai. Adegan tambahan pertama (di pertengahan) sangat layak untuk disimak karena berhubungan erat dengan peristiwa yang terjadi dalam Infinity War.

7/10

Baba Yaga!

Saturday, April 28, 2018

AVENGERS: INFINITY WAR

Bertepatan dengan 10 tahun bergulirnya Marvel Cinematic Universe (MCU) yang dimulai sejak Iron Man (2008) hingga Black Panther yang tayang pada Februari 2018 kemarin, Marvel menghadirkan puncak atau klimaks dari semuanya itu melalui Avengers: Infinity War. Sebanyak 18 film sebelumnya yang sebagian besar ceritanya berkutat seputar Infinity Stones akhirnya menemukan titik terangnya di film ini. Terutama sosok Thanos yang selama ini masih samar-samar bagi penonton. Filmnya sendiri sudah tayang sejak tanggal 25 April kemarin di kawasan Indonesia. Btw, ini merupakan film Avengers pertama yang tidak disutradarai langsung oleh Joss Whedon. Hasil luar biasa dari Captain America: Winter Soldier dan Captain America: Civil War membuat Joe & Anthony Russo mendapatkan kehormatan untuk menyutradarai film ini.

Avengers: Infinity War sejatinya menawarkan horor dan kecemasan bagi kubu Avengers. Walaupun di dalamnya masih terselip humor atau guyonan lucu, secara keseluruhan filmnya kali ini lebih mencekam, gelap dan menakutkan. Terlebih lagi alien sekelas Thanos yang kuat sekaligus menyeramkan sepanjang sejarah MCU, menunjukkan taringnya di sini. Jangan berani macam-macam dengan sosok luar angkasa asal Planet Titan ini. Apa yang dikhawatirkan oleh para superhero, termasuk kita selaku penonton, ternyata benaran terjadi. Ambisi Thanos mengumpulkan semua Infinity Stones agar menjadi kuat setaraf dewa sealam semesta akhirnya terealisasi. Mampukah superhero mengalahkan, menaklukkan bahkan menumbangkan Thanos?

Avengers: Infinity War menghadirkan cerita yang solid, padat dan gampang untuk dipahami. Selain itu juga film ini menguras habis semua emosi yang ada. Jangan lupa siapkan tisu bila hendak menontonnya. Adegan aksi yang dahsyat dalam film ini mampu memanjakan mata penonton, khususnya 1 jam menjelang filmnya berakhir.

Dengan eksekusi yang bagus, serta ekspektasi yang sesuai harapan, film yang total memakan durasi 2,5 jam ini pada akhirnya meninggalkan segudang pertanyaan bagi kita. Teori-teori pun bermunculan. Bila sudah begini, terpaksa kita harus menunggu jawabannya yang mungkin akan terjawab pada film Avengers selanjutnya yang tayang pada tahun depan.

8,5/10

Thursday, March 08, 2018

Pahaga Himba

Tanggal 7 Maret 2018 kemarin, Trvekvli x JeLoDee, duo hip-hop/rapper asal Palangka Raya merilis sebuah debut mini album kolaborasi yang diberi tajuk Pahaga Himba. Pahaga Himba sendiri sejatinya merupakan bahasa Dayak Ngaju yang memiliki arti Penjaga Hutan Dalam. Nama ini dipilih dengan tujuan mampu menggambarkan apa yang sedang disuarakan Trvekvli dan Jelodee. Dengan bahasa yang lugas dan tajam serta diiringi dengan alunan musik terkini yang dibalut nuasa etnic Dayak, mereka mencoba menyuarakan kejadian yang terjadi di Palangka Raya, seperti ketimpangan sosial daerah dengan ibu kota, kemarahan pada penjarahan hutan Borneo, kritik terhadap hoax, hate speech dan problematika di sosial media.

Mini album ini total berisikan 5 buah lagu. Track pertama diisi dengan tembang berjudul Percuma Kita Bukan Jakarta (04:02). Sebuah track pembuka dengan intro serta komposisi musik yang secara keseluruhan manis sekali. Vitra, sang frontman dari Kelinci Pohon, turut memberikan sentuhan vokalnya di bagian reff pada lagu ini. Ini adalah track favorit saya.

Selanjutnya ada Menentang Sabda (03:27). Diawali dengan orasi yang lantang, lagu ini terasa begitu kental dengan ungkapan dan sindiran pada hal yang sifatnya anti perbedaan dan keberagaman. Basingi (04:04) yang menghadirkan Herman (musisi lokal yang penuh bakat), menjadi lagu ketiga dalam mini album ini. Basingi adalah bahasa Dayak Ngaju yang berarti marah. Lagunya sendiri cukup catchy dengan perpaduan musik etnik, piano dan ornamen musik lainnya yang membuat lagu ini terasa "grande".

Lagu berikutnya yaitu Fobia (03:14), tembang dengan durasi terpendek. Vitra kembali mengisi di lagu ini. Tidak hanya Vitra, tetapi juga ditemani oleh Tere. Sesuai judulnya, lagu ini menceritakan serta menggambarkan situasi yang mengagungkan persatuan (demi kepentingan) namun pada kenyataannya justru fobia perbedaan. Dan Orator (04:36), yang kembali menampilkan Herman, menjadi track penutup mini album ini. Isinya penuh dengan kritik sosial yang sedang marak akhir-akhir ini. It's a very tough song!

Secara keseluruhan, Pahaga Himba bagi saya adalah sebuah debut mini album yang begitu solid dan kuat. Segala pandangan dan unek-unek dari Trvekvli x JeLoDee yang selama ini (mungkin) tertahan, berhasil dimuntahkan melalui rilisan karya ini. Apa yang telah disuarakan oleh mereka layak menjadi perenungan kita bersama.

Maju terus musisi lokal Palangka Raya!

Pahaga Himba dapat disimak dan diunduh di: www.ripstore.asia/pahagahimba

Saturday, February 17, 2018

BLACK PANTHER

Setelah tampil singkat dalam Captain America: Civil War, kembali kita menyaksikan aksi T'Challa alias Black Panther dalam film solonya dengan mengambil timeline beberapa waktu setelah kejadian Civil War. Black Panther adalah film pertama Marvel Cinematic Universe (MCU) di tahun 2018 ini. Menyusul berikutnya nanti adalah Avengers: Infinity Wars dan Ant-Man and the Wasp. Black Panther kali ini lebih menitikberatkan pada pendalaman karakter T'Challa, sang Raja Wakanda. Di sini juga digambarkan secara detail apa itu yang disebut dengan Wakanda, sebuah negeri "tersembunyi" di benua hitam Afrika dan jauh dari peradaban namun justru memiliki pengetahuan dan teknologi yang lebih maju dari negara mana pun.

Bisa dibilang Black Panther adalah sisi lain yang begitu unik dari MCU. Anggap saja ini adalah versi "tribal"-nya Marvel. Karakter-karakter di dalamnya yang begitu kuat, cerita yang berlapis, visual yang bagus plus disisipi dengan keeksotisan Afrika nan cantik makin menambah daya pesona film ini. Pemilihan lagu yang menjadi backsound film ini juga sangat terasa pas sekali. Kadar humor yang ditampilkan juga cukup oke untuk mengocok perut penonton. Menjadikan Black Panther adalah tontonan yang direkomendasikan buat kalian.

Namun jangan berharap di sini akan dijumpai adegan aksi yang super luar biasa layaknya pertarungan antar superhero di airport dalam film Civil War. Karena filmnya sendiri lebih manusiawi. Walaupun begitu, akan ada beberapa adegan aksi yang bisa memukau penonton. Intrik-intrik yang ditawarkan pun cukup asyik disimak hingga tak terasa durasi sudah hampir mencapai 2 jam.

Yang membuat film ini makin manis adalah banyaknya pesan-pesan terselubung di dalam film ini. Pesan untuk tidak menjadikan ras ataupun perbedaan bukan sebagai bahan olok-olokan. Banyak kepentingan-kepentingan minoritas budaya kulit hitam ditampilkan di sini yang diharapkan memang dapat membuka mata hati siapa saja yang menontonnya.

Wakanda Forever!

8/10