Friday, August 22, 2014

Gitaris dan Doktor Fisika

Awalnya, Brian May adalah seorang fisikawan. Ia memulai menyusun disertasinya pada tahun 1974. Namun karena pada waktu itu Queen, grup band legendaris yang digawanginya, tengah naik daun, proyek itu ia hentikan. Pada 1991, ketika Freddie Mercury, sang vokalis, meninggal akibat HIV/AIDS yang diidapnya, ia tetap mencoba untuk tampil eksis di dunia musik. Ia sempat menciptakan beberapa lagu Queen, membuat album kompilasi dan bermusik dengan beberapa grup band yang ada.

Pada 2006, niat untuk kembali menyelesaikan disertasinya muncul. Dan pada Agustus 2007 lalu, ia resmi menjadi seorang Doktor. Pada Februari 2008 ia diangkat menjadi seorang Rektor di sebuah kampus bernama Liverpool John Moores University, Inggris. Sebelumnya jabatan itu dipegang oleh Charie Blair, istri dari Tony Blair, mantan perdana menteri Inggris.

Ketika menjadi gitaris Queen, ia merancang gitarnya bersama ayahnya. Gitar tersebut diberi nama Red Special. Brian May adalah seorang gitaris yang tidak pernah berhenti berinovasi untuk menciptakan sound yang unik dan sulit ditiru oleh gitaris lain. Ketika gitaris lain menggunakan pick gitar agar dapat memainkan melodi dengan lebih cepat, ia justru menggunakan sebuah koin uang lawas. Ia mengaku memiliki ribuan koin, hanya sekedar jaga-jaga agar tidak khawatir kehabisan.

Brian May adalah sosok pembelajar. Gitaris dan doktor Fisika ini tidak ingin berdiam diri dalam memaknai kehidupannya. Usia tak pernah menjadi rintangan dan hambatan untuk mencari ilmu, mengembangkan diri dan mencari cara agar hidupnya mendatangkan manfaat bagi orang lain.

Satu hal yang bisa dipetik dari tulisan di atas adalah bahwa yang namanya belajar itu tidak mengenal usia. Dan juga tidak ada belajar yang sia-sia.

Salam.

Credit to Sidik Nugroho.

Tuesday, August 19, 2014

GUARDIANS OF THE GALAXY

Jujur, sebelum ada film ini saya sama sekali tidak tahu persis apa itu Guardians of the Galaxy. Komiknya saja belum pernah saya baca. Jadi agak sedikit buta apakah ini nama sebuah tim/kelompok yang berisikan superhero atau bagaimana. Namun setelah menyaksikan film ini, akhirnya saya, dan kalian juga tentunya nanti, tahu dengan sendirinya.

Guardians of the Galaxy merupakan film untuk kesekian kalinya yang diproduksi oleh Marvel Studio. Tapi tenang. Film ini sifatnya masih berdiri sendiri. Dalam artian kalian tidak perlu bersusah payah untuk mengingat cerita dari film-film Marvel Studio sebelumnya (khususnya Marvel Cinematic Universe), seperti Iron Man 3, Thor: The Dark World maupun Captain America: The Winter Soldier. Film Guardians of the Galaxy masih sebatas perkenalan dan pendalaman beberapa karakternya saja.

Lantas, secara keseluruhan bagaimanakah filmnya? Saya sih suka banget! Seru dan menghibur mulai dari awal hingga akhir durasi. Selain spesial efeknya yang top notch itu serta adegan aksi yang memberikan keseruan tersendiri, filmnya juga memiliki sisi drama yang manis serta komedi yang tak jarang bisa membuat penonton tertawa renyah. Kelucuan-kelucuan datang dari karakter bernama Groot (sejenis manusia pohon) yang lugu polos dan Rocket Raccoon (binatang mirip kucing) yang tingkah polanya kocak. Tak ayal, Groot dan Rocket menjadi bintangnya dalam film ini. Oh iya. Saya kemarin sempat baca di sebuah situs komik luar, gegara film ini penjualan komik Rocket Raccoon (karakter yang satu ini ada komiknya sendiri loh) naik drastis. Wow!

Tidak banyak yang bisa saya ceritakan lagi di sini. Pada intinya silakan ditonton filmnya. Direkomendasikan banget. Anda yang bukan penggemar komiknya pun saya rasa layak untuk menyaksikan film yang disutradarai oleh James Gunn ini. Bila tidak ada aral melintang filmnya akan tayang secara reguler mulai hari Kamis besok, tanggal 20 Agustus 2014. Saya berniat ingin menonton filmnya lagi. Soalnya saat nonton midnight kemarin ada beberapa adegan yang tidak saya saksikan akibat tertidur (sekitar 5-10 menitan). Maklum, kecapekan. LOL!

Oh iya, salah satu hal lainnya yang juga membuat film ini keren adalah semua soundtracknya mengambil lagu-lagu lama, sekitar tahun '70 dan '80-an. Berkelas! Akan saya buru album soundtracknya.

Ada 2 buah adegan tambahan setelah filmnya selesai. Pada mid-credit scene dan post-credit scene (paling akhir). Untuk post-credit scene saya rasa tidak terlalu penting-penting amat. Jadi saya sarankan mending langsung pulang saja daripada harus dipelototin sama petugas securitynya.

Semoga berkenan.

Tambahan:
Berapa trivia yang saya comot dari situs IMDb:
- The cassette player used by Peter Quill was the Sony TPS-L2. It was the first personal cassette player released in 1979. It was originally called the "Soundabout", then changed to "Walkman".
- The soundtrack album "Awesome Mix, Vol. 1" reached number one on the US Billboard 200 chart, the first film soundtrack ever to reach number one without a single original song.

Saturday, August 09, 2014

TEENAGE MUTANT NINJA TURTLES

Sebelum menonton film Teenage Mutant Ninja Turtles ini, saya sempatkan untuk browsing ke beberapa website dan forum film luar negeri. Sebagian besar memberikan review yang kurang bagus untuk film ini. Berangkat dari situ saya mencoba untuk tidak berekspektasi lebih akan filmnya. Tujuan saya menonton hanya sekedar bernostalgia dan tentunya ingin cuci mata melihat Megan Fox (berperan sebagai April O'Neil) yang cantik dan sexy itu.

Namun apa yang terjadi? Entah ya dengan pendapat kalian. Saya menyukai film ini! Cukup enjoy menyaksikannya mulai dari awal hingga akhir film. Menampilkan CGI dan spesial efek yang sudah bisa dikatakan bagus. Filmnya lucu dan menghibur. Tidak jarang membuat saya tertawa renyah dengan aksi konyol serta kocak yang diperagakan oleh keempat tokoh favorit nan jenaka kita ini. Tidak hanya berupa aksi, humor juga datang dari yang sifatnya verbal (dibutuhkan pengetahuan dan wawasan luas untuk memahami humor seperti ini). Juga jika kita jeli dan mengerti, banyak joke-joke yang menampilkan cameo dari beberapa film atau karakter di luar film TMNT ini.

Adegan aksi di film lumayan oke. Suka dengan pertarungan satu lawan satu yang diperagakan di sini. Terlebih pertarungan klimaks antara Leonardo, Raphael, Michelangelo dan Donatello melawan Shredder, sang villain utama. Karakter Shredder yang memberikan kesan kejam tanpa perasaan sudah cukup mumpuni. Terlebih lagi dengan kostum yang dikenakan oleh Shredder, semakin memberikan kesan "wah". Well, jika memang dibuatkan sekuelnya, saya rasa sudah sepantasnya Shredder (saya berharap dia tetap ada) ditemani oleh kehadiran Bebop dan Rocksteady, duo yang melegenda itu.

Pada dasarnya ini adalah film yang ditujukan untuk penonton yang masih relatif remaja. Namun setelah saya menonton film ini, anak-anak kecil (di bawah 13 tahun) sepertinya aman-aman saja untuk ikut menyaksikan. Tapi tetap harus ditemani orang tua. Berhubung ini film anak-anak/remaja, wajar bila ceritanya terlalu straightforward. Orang dewasa pasti menganggap cerita filmnya terlalu ringan. Tapi itu bukan alasan untuk tidak menyukai ini. Lagipula, bila ingin film yang ceritanya berat, maka Teenage Mutant Ninja Turtles adalah pilihan yang kurang pas. Ini film yang sekedar menghibur penonton!

Akhir kata, menurut pendapat pribadi saya, filmnya cukup worth buat ditonton. Acuhkan saja situs-situs film yang memberikan nilai jelek. Cukup datang ke bioskop, beli tiketnya, duduk yang manis dan nikmatilah pertunjukkan. Lebih bagus lagi sih kalo nontonnya bareng pasangan atau gebetan atau juga orang yang kalian idolakan :(

Semoga berkenan.

Mysterious. Dangerous. Reptilious. Cowabunga!!!

Tambahan:
Beberapa trivia yang saya comot dari situs IMDb:
- The film is set to release on the 30th anniversary of the "Teenage Mutant Ninja Turtles" saga.
- The undercover code name for the filming of the movie was "Foursquare". This name was told to anyone who asked what was being filmed to keep the secret.