Sunday, November 02, 2008

DIR EN GREY - UROBOROS

Seperti yang kita ketahui bersama, semenjak tiga hari kemarin telah beredar link untuk men-download album terbaru dari Dir en grey yang dikasih judul UROBOROS itu. Walaupun tentunya ini merupakan salah satu aksi pembajakan, dan itu salah, setidaknya bagi kita-kita yang tidak merasa mampu membeli CD-nya bisa bernafas lega? Benarkah begitu? Tidak juga. Seandainya CD album UROBOROS juga dirilis di Indonesia, aku pasti membelinya. Asalkan distribusinya sampai ke kotaku sini. Begitu link download album ini merebak di media internet, terlintas satu pertanyaan dalam pikiranku: Siapa yang tega menyebarluaskan album ini lebih awal? Bagaimana tidak, sebab secara jadwal album album ini sebenarnya akan dirilis tanggal 12 November 2008 mendatang. Jadi itu sekitar dua minggu menjelang rilisnya album. Usut punya usut, ternyata distributor di Amerika sana yang menyebarkannya dengan perasaan tidak peduli apakah hal itu termasuk cara yang benar atau salah. Atau mungkin juga mereka sudah mengalami stress terlebih dahulu saking tidak sabarnya untuk menyatakan rasa gembira akan album terbaru Dir en grey ini? Well, itu cerita lain.... Yang pasti, GET READY FOR THE MOST ANTICIPATED ALBUM OF THE YEAR!!!

Album UROBOROS, yang merupakan full-length album ketujuh-nya Dir en grey dirilis dalam waktu bersamaan di tiga tempat. Tanggal 11 November 2008 UROBOROS resmi dirilis di kawasan Amerika Utara yang ditangani langsung oleh label The End Records. Untuk negara Jepang dan kawasan Eropa, dirilis tanggal 12 November 2008. Untuk Jepang albumnya diedarkan melalui label Firewall [salah satu anaknya Sony Music Entertainment Japan] dan untuk penyebaran di kawasan Eropa dipercayakan kepada label Gan-Shin. Untuk Amerika, dirilis dalam empat format. Yaitu Digipack CD & DVD, Digital download, CD dan 12" LP album. Sementara di Jepang dirilis dalam tiga buah varian. Varian pertama berisikan 2 CD album plus DVD dan 2 LP box set. Varian kedua berupa 2 CD album. Sementara Varian ketiga hanya verupa CD saja. Bagaimana dengan kawasan Eropa? Hanya dirilis dalam dua type. Type pertama adalah reguler edition dan type kedua berupa special edition. Semoga tidak pusing dengan penjelasanku di atas.

Setelah mendengarkan album ini, mulai dari track awal hingga track akhir, Dir en grey memang menepati janjinya seperti yang mereka janjikan di website official-nya beberapa waktu lalu itu. Di situ mereka mengatakan jika album ini akan terasa lebih "crazy" dibandingkan album sebelumnya yang cukup gagal menurutku, THE MARROW OF A BONE. Namun, album ini tidak hanya sekedar lebih "crazy" saja, tetapi di sisi lain Dir en grey juga memperhatikan dengan benar dan seksama alur musiknya dengan memberikan sentuhan-sentuhan harmonisasi melodi yang manis. Sehingga apa yang ditawarkan dalam album UROBOROS ini menjadi sedikit beda, jika tidak ingin dikatakan unik. Nah, hal ini yang tidak tampak dan tidak bisa ditemukan dalam album THE MARROW OF A BONE. Bahkan, untuk album UROBOROS kali ini, Dir en grey banyak melakukan berbagai eksperimen di dalam menghasilkan sound-sound yang sesuai dengan tema dari album ini, yaitu reincarnation. Dir en grey berani memainkan sound-sound yang agak di luar jalur, seperti nuansa musik ala Ketimur-tengahan melalui alat musik mandolin, oriental, religious dan masih banyak lainnya. Dan yang terpenting adalah Dir en grey kembali memasukkan ciri khas Visual-kei ke dalam beberapa lagu dalam album ini, walaupun ciri khas tersebut tidak terlalu kental kelihatan. Hal ini tentu saja diamini fans-nya dengan sebuah tanggapan yang sangat positif.

Wow, basa-basinya terlalu panjang ya? Sebelum membedah album ini, berikut sekilas profile Dir en grey. Band yang dulunya sempat bernama Deathmask ini memulai debutnya pada tahun 1997. Di dalamnya berisikan lima orang personil. Mereka adalah Kyo [eks La:Sadie's] pada posisi vokal yang memiliki jangkauan vokal sangat tinggi, mulai dari throat-growl, screaming bahkan sampai pada mad-yelling, Kaoru [eks La:Sadie's] pada posisi lead guitar, Die [eks La:Sadie's] juga pada posisi gitaris [tepatnya ritem], Toshiya memegang alat bass dan terakhir sudah tentu Shinya [eks La:Sadie's] yang menggawangi posisi drum. Warna musik yang Dir en grey mainkan sekarang ini bisa dikategorikan dalam genre rock. Awal-awal karir Dir en grey, warna musik mereka sangat khas dengan gaya visual-rock dengan menampilkan ritme musik yang susah dicerna, tapi asyik. Namun seiring waktu berjalan, Dir en grey selalu mencoba genre baru. Mulai dari hard-rock, hardcore, dan nge-metal. Ini bisa dibuktikan dalam album terakhir mereka yang rilis awal tahun 2007 lalu, yaitu THE MARROW OF A BONE. Album UROBOROS versi edaran Amerika ini secara total di dalamnya berisikan 13 buah track lagu plus 2 buah track bonus, yaitu GLASS SKIN [Japanese Version] dan DOZING GREEN [Japanese Version]. Alright, here we go! Tembang pembuka album ini diisi oleh sebuah track intro yang berjudul SABIR [02:00]. Memang track ini tidak bisa dinilai. Namun yang pasti, track intro ini memang sangat oke dijadikan ajang pemanasan serta meningkatkan mood para pendengar untuk mendengarkan lebih lanjut akan isi album ini secara keseluruhan. Pada latar musik ini, bisa didengar scream-scream khas Kyo yang dibarengi dengan permainan petikan mandolin. Track intro ini menyadarkan aku bahwa Dir en grey terakhir kali melakukan hal seperti ini ketika merilis album MACABRE tahun 2000 silam.

Selesai SABIR, langsung dilanjutkan dengan sebuah lagu berjudul VINUSHKA [09:35]. Lagu yang judulnya sangat bertemakan India ini menjadi salah satu lagu favoriteku dalam album ini. Yup, what a great song! Mendengarkan lagu ini sampai memasuki durasi 4 menitan, aku sudah yakin jika ini merupakan sebuah great-ballad song. TERNYATA ITU SALAH! Sebab lagunya semakin berkembang ke arah yang lebih dan makin lama makin mencapai puncaknya berupa sebuah alur musik yang cukup berat dan agrressive dengan permainan instrumental yang super jenius! Itu terjadi pada menit ke 04:20. Sungguh hal tersebut membuat aku terkejut sekali. Saking terkejutnya, sampai durasi lagu ini berakhir aku masih belum bisa menutup mulutku yang menganga. AMAZING SONG! Di bagian cadas, Kyo beraksi dengan low-growl, high pitched screaming plus sedikit mad-yelling-nya. Permainan drum dari Shinya makin terlihat sedikit peningkatan. Aku suka dengan aksi double-bass-peddle Shinya di lagu ini. Walau lagu ini sudah bagus, namun alangkah lebih bagus lagi jika lagu ini hanya cukup sampai pada menit ke 04:20 tadi saja. Sebab, di sini seakan-akan kita menyaksikan dua buah lagu yang digabungkan menjadi satu. Tapi itu tidak menjadi masalah yang berarti! I still love this song! Rasanya ini merupakan lagu dengan durasi terpanjang kedua yang pernah dibuat Dir en grey sesudah Macabre [10:51].

RED SOIL [03:24] menjadi lagu berikutnya. Bagian intro-nya keren, terlebih permainan gitarnya. Mendengarkan lagu ini pada awalnya memang membuat pendengar sedikit merasa ganjil dengan warna musik yang diluar kebiasaan Dir en grey ini. Namun jika didengarkan untuk kedua dan ketiga kalinya, dijamin pasti ketagihan. Lagi pula, sisi baik yang bisa disimak dari lagu ini adalah sentuhan Visual-kei-nya sangat tampak sekali. Interlude-interlude melodic-gitar yang mendawai, mengingatkan kita akan old-school-nya Dir en grey [terutama jaman album GAUZE]. Lagunya terasa mengalami progress mulai dari tempo normal sampai dengan bagian berat pada riff gitar. Mengingatkan aku akan lagu hydra-666. Performa vokal Kyo di lagu ini cukup memukau. Di verses bermain dengan normal-voice yang bersih, dan pada beberapa bagian lainnya beraksi dengan scarry-growl/screaming-nya. Dan pada bagian durasi 02:32, Kyo sedikit menggoda pendengarnya dengan mumbling-nya yang sangat ter-influence dengan Jonathan Davis, sang vokalis band KORN.

Beralih ke tembang selanjutnya, DOUKOKU TO SARINU [03:48]. Lagi-lagi sebuah tembang cadas dan high intense dari Dir en grey, yang mirip dengan lagu-lagu album THE MARROW OF A BONE. Sangat oke jika dipakai untuk sekedar bermoshing-ria maupun ber-headbanging-ria! Walaupun terkesan cadas, lagu ini di waktu bersamaan juga menawarkan sentuhan yang soft dan melodic. Kyo sekali lagi beraksi dengan deep-growl-nya. Tetapi tetap menawarkan kemampuan olah vokalnya melalui ambilan nada-nada range tinggi. Itu bisa disimak pada bagian chorusnya. Nice job, Kyo! Untuk urusan permainan instrumen-nya, well, apresiasi layak diberikan kepada Kaoru, Die dan Shinya yang aksi gitar dan drum-nya begitu matching.

Sekarang giliran lagu TOGURO [03:57]. Yeah, I really love this song! The intro is great! Kocokan interlude gitar dan driving bass-line yang rada nge-groove pada awal lagu sudah memberikan kesan optimis jika lagu ini pasti bakalan terdengar oke. Dan itu memang benar! Tarikan vokal Kyo yang sangat bersih di awal lagu dan juga tentunya sepanjang lagu, sangat terinspirasi dengan pelafalan vokal musik-musik dari negara Timur-tengah. Bagian verses dan chorus juga mampu dibabat Kyo dengan penampilan vokalnya yang kali sungguh luar biasa cantiknya. Memberikan bukti kepada kita bahwa KYO MASIH MAMPU BERNYANYI! You did great, Kyo! Lagunya memang terasa lebih santai. Memberikan kesempatan pada pendengar untuk sejenak ber-cooling-down setelah dua buah track sebelumnya yang rada memakan energi itu. Seharusnya lagu TOGURO ini yang perlu dibuat durasinya sampai 9 menit lebih, bukannya VINUSHKA. Oh iya, sekilas lagu ini memiliki persamaan dengan lagu berjudul Hotarubi [bisa ditemui pada album MACABRE].

GLASS SKIN [04:27] menjadi lagu berikutnya. Berbeda dengan versi singlenya, GLASS SKIN ini liriknya menggunakan bahasa Inggris. Yup, kalian tidak salah baca, bahasa Inggris! Sungguh mengerikan. Kenapa? Jujur saja, Kyo menurutku tidak bagus-bagus amat di dalam pelafalan/ucapakan bahasa Inggris-nya. Jadi yang bisa didengar melalui vokal Kyo hanya berupa suara ala komat-kamit gitu. Apapun itu, this song is still very good!

Selesai GLASS SKIN disusul kemudian dengan tembang selanjutnya, yaitu STUCK MAN [03:34]. Such a grooving song, dengan aksi driving-bass-nya Toshiya yang brilliant! Sekilas, lagu ini memang sangat tipikal banget dengan lagu-lagu miliknya band asal Amerika, RED HOT CHILI PEPPERS. Sebuah terobosan yang cukup berani dari Dir en grey. Memang agak aneh mendengarkan Kyo yang bergaya ala rapper. Namun di luar itu, lagu ini menawarkan sesuatu permainan instrumental yang super-fresh. Bagian bridge dan chorusnya cukup berbobot, dengan lagi-lagi sebuah aksi low-growl dari Kyo yang terdengar tekak/garau. Anehnya, nuansa lagu ini cukup gelap. Sehingga memberikan kesan yang berbau seram dan menakutkan. Kalo tidak salah dengar, di bagian durasi 03:10, apakah benar itu suara sebuah suling ala Timur-tengah?

Merasa kangen dengan Dir en grey saat membawakan lagu super-cadas seperti AGITATED SCREAMS OF MAGGOTS? Hal tersebut bisa kalian jumpai pada track berikutnya yang dikasih judul REIKETSU NARISEBA [03:33]. OH MY FUCKIN' GOD! THIS SONG IS TRULLY KICKASS!!! Kurang lebih seperti DOUKOKU TO SARINU. Cuma lebih berat dan gahar! Dengan riff-riff yang berat dan meraung-raung, serta tabuhan drum ala death-metal dari Shinya, menjadikan lagu ini sebagai lagu paling cadas yang ada di dalam album UROBOROS ini. Interlude-interlude yang ada pada lagu inipun seakan-akan memberikan service kepada para penggemar Dir en grey yang metal-freak untuk memperagakan aksi head-banging-nya sampai mampus [leher patah, encok, keseleo, terkilir, dll]! Tapi musik dari lagu ini tidak sebatas monoton di jalur seperti itu-itu saja. Sebab, Dir en grey kembali memasukkan unsur-unsur melodic-sound dari beberapa alat perkusi dan alat petik mandolin hingga memberikan waktu untuk calm-down sambil diiringi dengan vokal Kyo yang bisa menyejukkan hati. Itu bisa dilihat pada bagian durasi 01:54.

Dan WARE, YAMI TOTE... [07:01] pun menjadi lagu selanjutnya. Sebuah lagu lagi yang durasinya panjang. Very emotional and great accoustic-ballad song! Toshiya, aksi bass-nya benar-benar memukau dan menjiwai. Mungkin menjadi aksi terbaik Toshiya yang bisa dijumpai dalam album ini. Kyo juga tetap berperan pada lagu ini dengan sumbangsih penampilan vokalnya yang cukup apik. Simak saja bagian verses-nya yang dibawakan secara penjiwaan-dalam. Untuk chorusnya, memang Kyo sedikit merasa kesusahan di dalam mencapai nada tinggi. Untung saja itu bisa dilakukan dengan baik. Pada awalnya, mungkin lagu ini terdengar asyik. Namun memasuki pertengahan lagu, entah kenapa makin lama makin terasa jenuh. Untung saja di bagian menit ke 04:00 bisa disimak permainan perkusi dari Shinya dengan tribe-sound-nya yang setidaknya bisa menyadarkan kembali perasaan yang sudah jenuh tadi. Not bad.... Jika jeli bagian emotional-scream pada durasi 05:18 mengingatkan kita akan lagu CONCEIVED SORROW.

Diteruskan lagi dengan tembang berikutnya, yakni BUGABOO [04:43]. Walah, seperti tidak ada kata lain yang bisa dijadikan judul lagu. Musik super super berat dan lambat, yang kental dengan nuansa album THE MARROW OF A BONE! Again, Kyo beraksi dengan low growl-nya yang kali ini terasa seperti seorang setan yang sedang berbicara. MENGERIKAN! Bukan sebuah lagu terbaik dari Dir en grey. Sebab aku yakin, ini merupakan sebuah filler-track yang telah disiapkan untuk memenuhi rasa dahaga fans yang pro dengan warna metal ala Dir en grey.

Mendengarkan intro lagu selanjutnya, yaitu GAIKA, CHINMOKU GA NEMURU KORO [04:22], pasti semua orang setuju jika nada yang ada persis sama dengan lagu GLASS SKIN. Tapi jangan terkecoh, sebab lagu ini juga kembali mengandalkan nuansa cadas dan gaharnya. Permainan riff-riff dan kocokan gitar dari Kaoru dan Die terasa seperti angin badai yang menderu-deru. Shinya kembali mempertontonkan kemampuan double-pedal-bass-nya yang cukup aku sukai di lagu ini. Silakan simak sendiri jika tidak percaya. Berhubung lagunya memang sesuai dengan ciri khasn Dir en grey saat ini, sudah tentu diisi dengan berbagai aksi vokal Kyo yang sudah berulang-ulang kali didengar pada track sebelumnya. Seperti mad-yelling, deep-growl, screaming, dll.

Sama seperti yang Dir en grey lakukan terhadap GLASS SKIN di album ini, tembang DOZING GREEN [04:05] pun liriknya menggunakan bahasa Inggris. Yah, bagaimanapun, yang namanya original pasti still the best lah! Namun jika ditilik dari segi kualitas lagu, DOZING GREEN versi album ini kualitasnya lebih sempurna dan bersih dibandingkan versi single-nya. Aku yakin ini hasil polesan ulang/remix dari label di Amerika sono. Very good job! Tetap menjadi lagu terbaiknya Dir en grey walaupun tentunya aku hanya bisa mendengarkan vokal Kyo seperti orang sedang kumur-kumur. Oh man, he can't pronounce English!

Akhirnya, sampai juga pada lagu terakhir sekaligus lagu penutup album, yaitu INCONVENIENT IDEAL [04:23]. Well, tidak terbantahkan lagi. Lagu ini merupakan LAGU TERBAIK YANG BISA DIJUMPAI DALAM ALBUM UROBOROS INI! Lagunya sendiri cukup dramatic-ballad, so emotional dan bisa menggetarkan hati yang diiringi dengan permainan melodi yang harmonis dan cantik! Dir en grey memang mengikuti pepatah orang luar, save the best for the last! Vokal Kyo, layaknya di lagu pembuka album tadi, VERY AMAZING and POWERFUL. Ditambah pula dengan aksi tabuhan drum Shinya yang cool abis! Sebuah pemilihan lagu penutup yang sempurna dari Dir en grey, sesempurna saat mereka memilih lagu CLEVER SLEAZOID untuk dijadikan penutup album THE MARROW OF A BONE.

Dua buah sisanya, yang merupakan track bonus, yaitu GLASS SKIN [Japanese Version] [04:28] dan DOZING GREEN [Japanese Version] [04:08] rasanya tidak perlu dijelaskan lagi deh. Sebab kedua buah lagu ini sudah pernah aku review ketika dirilis dalam bentuk single. Silakan baca di SINI dan SINI.

Ouh yeah, akhirnya selesai juga! Mereview album UROBOROS ini terus terang saja benar-benar menguras tenaga dan pikiranku. Semoga saja kalian bisa mengerti dan menikmati review ini. Dari review di atas tadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa album UROBOROS ini bagus dibandingkan album sebelumnya, THE MARROW OF A BONE. Sangat terlihat sekali perbedaan yang sangat signifikan antara dua album tersebut. UROBOROS terasa lebih berkembang dengan beberapa permainan instrumental yang sangat improve. Secara materi juga, ke-13 buah lagu yang ada di dalamnya lebih menarik, berbobot dan kuat. Ini menandakan Dir en grey di dalam menghasilkan karya terbaiknya harus berani memainkan sesuatu hal yang bersifat eksperimental [dengan thema oriental, religious, reincarnation, dll]. Dan untungnya, hal tersebut dapat berjalan dengan sangat baik sesuai porsinya. Ada beberapa lagu yang kurang aku suka. Namun itu bisa tertutupi dengan beberapa buah lagu yang bagus dan menarik. Beberapa lagu yang bisa aku jadikan sebagai highlight jatuh pada lagu VINUSHKA, RED SOIL, TOGURO, GLASS SKIN, WARE, YAMI TOTE... dan INCONVENIENT IDEAL.

Secara keseluruhan, album ini aku kasih rating 5/5 bintang. Semoga berkenan dan sekarang ijinkan aku untuk beristirahat saking lelahnya.

Thursday, July 03, 2008

Metis Gretel - The Scene of Transmigration

Tanpa diiringi dengan tanda-tanda alam seperti angin topan dan petir yang bisa membelah tanah, di bulan Februari ini Metis Gretel ~salah satu band Sherow Artist Society favoriteku selain Versailles dan MATENROU OPERA~ mengeluarkan/mengumumkan pernyataan resminya bahwa Metis Gretel akhirnya membubarkan diri. Konser live terakhir sekaligus konser penutup mereka akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini [lupa tanggal berapa]. Tentunya ini sebuah kehilangan yang sangat berarti sekali. Aku sendiri tidak tahu apa yang menyebabkan Metis Gretel hingga memutuskan untuk berhenti dari dunia musik visual rock indie-nya. Apakah mereka kurang dikenal? Tidak juga. Apakah karya-karyanya [berupa single/mini-album/album] tidak ada yang membeli hingga merugi? Juga tidak. Soalnya seperti yang aku amati di situs Brand X, karya mereka selalu sold out. Jenuh? Bisa jadi. Yah, apapun itu alasannya mungkin ini sudah keputusan terbaik yang dihasilkan oleh para personil dari Metis Gretel itu sendiri....

Sebagai "salam terakhir" Metis Gretel kepada para fans/penggemar beratnya, pada tanggal 06 Februari 2008 kemarin Metis Gretel merilis sebuah album the best yang dikasih judul The Scene of Transmigration. Karena ini album the best, so pasti dong lagu-lagu yang ada di dalamnya merupakan lagu-lagu terbaik miliknya Metis Gretel yang pernah mereka hasilkan sejak tahun 2004. Total lagu yang ada di dalamnya ada 14 buah track. Dan album ini dalam beberapa hari rilis langsung ludes alias SOLD OUT!!! Kemungkinan besar tidak akan dibuat 2nd press-nya.

Siapa sih Metis Gretel itu? Metis Gretel adalah sebuah band indie visual-kei yang mulai aktif sejak tahun 2004. Di dalamnya berisikan 5 orang personil. Mereka adalah Midori atau juga Sui sebagai vokalis, Misa Urara atau juga Mizari pada posisi gitar, Rukia pada posisi gitar juga, Setsuna yang memegang alat bass dan terakhir adalah Kuzu Mare atau Kuzuki yang menempati posisi drum. Metis Gretel berada dalam label APPLAUSE Records yang juga merupakan bagian dari manajemen Sherow Artist Society. Berhubung Metis Gretel "anak" dari Sherow Artist Society miliknya Kamijo [eks LAREINE, sekarang aktif di Versailles], sudah pasti warna musik Metis Gretel adalah rock cadas serta kompleks yang berbalut dengan sedikit instrumen yang agak ke-symphony-an.

Yosh, cukup sudah dengan intermezzo di atas. Aku mulai saja untuk mereview album the best-nya Metis Gretel ini. Track pembuka diisi dengan sebuah track manis yang berjudul Maiden [04:57]. Sebuah pemilihan track yang perfect untuk dijadikan pembuka albumnya. Soalnya aku CINTA sekali dengan lagu ini! Maiden bisa dijumpai pada mini-album Maiden to Eden yang dirilis pertengahan tahun 2007 kemarin. Riff gitarnya enak banget walau terdengar simple [thanks to Misa Urara & Rukia!]. Riff tersebut juga disambut dengan bunyi suara organ, piano, keyboard hingga memberi kesan graceful/anggun. And I love the chorus! Dan aku yakin, lagu ini bisa diterima oleh siapa saja, bahkan buat mereka yang belum pernah mengenal Metis Gretel.

Track selanjutnya adalah MASK [03:39]. Beda dengan tembang sebelumnya, lagu ini sedikit garang dan progressif dengan permainan instrumental yang benar-benar kompleks. Kadang-kadang cepat, namun sesekali nge-slow. Sebuah ciri khas dari karya-karyanya Metis Gretel. Permainan bass Setsuna patut diberikan kredit tersendiri. Dan Midori beraksi dengan berbagai gaya vokalnya, mulai dari cara normal, nge-harsh sampai little-screaming.

Selesai dengan MASK, disusul dengan lagu Ghost Whisper ~Shi no madou~ [03:40]. Sebuah lagu yang up-beat! Entah kenapa mendengarkan lagu ini mengingatkan aku dengan lagunya Phantasmagoria yang berjudul Kyousoukyoku ~Cruel Crucible~. Permainan gitar Misa Urara dan Rukia benar-benar terasa kompak sekali. Satu orang memainkan ritem, satunya lagi konsentrasi pada melodi nada lagu. Walaupun tempo lagu sangat cepat, aransemen musiknya sudah lumayan oke menurutku. Oh iya, Ghost Whisper ~Shi no madou~ bisa juga kalian dengar di mini-album Subliminal Dissection~Mugen no shinkai~.

SPIRAL HUMANITY [04:27] menjadi lagu berikutnya. Lagi-lagi lagu yang tempo-nya sangat cepat. Namun di sini musiknya sedikit dinamis. Hingga lebih mudah dicerna. Kocokan gitar Misa Urara dan Rukia lagi-lagi top banget. Solo gitar yang ada di sini juga patut dikasih apresiasi. Memasuki 2 menit terakhir, diisi dengan sebuah petikan gitar akustik yang catchy. Tentunya ini sebuah momen terbaik yang ada dalam lagu SPIRAL HUMANITY ini.

Disusul kemudian oleh ...last scene, continued... [04:25] yang intronya diisi oleh aksi solo piano. Riff gitar di lagu ini terdengar berat dan cepat. Sayang banget aku tidak bisa mencerna lagu ini walaupun sudah aku setel beberapa kali. Hmmm, alunan musiknya itu loh. Sudah sering aku dengar pada lagu-lagu Metis Gretel lainnya. Yang pasti, lagu ini juga sangat progressive. Kadang slow, namun sesekali juga langsung bikin adrenalin naik. Untuk lain kali, lagu ini kayaknya langsung aku skip aja deh. Malas dengarinnya....

Pingin dengarin screaming-nya Midori yang gila-gilaan? Jajal saja pada lagu berikutnya yakni Vampire Forest [04:19]. Aku suka dengan chorus di lagu ini. Sangat manis sekali. Juga, lagunya sangat bermelodi. Tumben banget! Oh iya, Kuzu Mare sang drummer layak diberi apresiasi di lagu ini. Aksi drum-nya benar-benar kompleks. Susah kayaknya untuk mempelajari aksi drum dari orang tersebut, terlebih lagu drummer amatiran. Sinner [04:12] adalah sebuah tembang yang sangat oke. Fans berat Metis Gretel banyak yang menyukai lagu ini. Sinner bisa ditemui juga pada mini-album Maiden to Eden yang rilis pertengahan tahun 2007. Walau aransemen musiknya terasa sulit untuk dicerna, namun lagu ini sebenarnya layak banget untuk dijajal ke telinga. Mungkin jika lagu ini dibawakan saat live, aku rasa penontonnya langsung bermoshing-ria. Nice solo guitar here!!!

Selesai Sinner, dilanjutkan dengan track yang diberi judul Uruwashiki Kan [04:04]. Lagu ini bisa dijumpai dalam mini-album Subliminal Dissection~Hisou no shinkai~ yang dirilis tanggal 28 November 2007 lalu. Tidak ada aksi drum yang kompleks. Justru ini adalah salah satu lagu Metis Gretel ~yang bisa aku bilang~ ringan. Musiknya murni nge-rock yang ditambah dengan embel-embel bebunyian dari keyboard/organ. Permainan gitar dari Misa Urara dan Rukia juga sangat mudah diterima telinga. Dan solo gitar yang ada di sini memberikan kesan indah dalam lagi ini. Great job!

Sekarang giliran sebuah tembang manis yang judulnya adalah Kyuuen no Inochi [05:43]. Salah satu tembang power-ballad dari Metis Gretel yang SANGAT CANTIK sekali [selain lagu Eden]. Intronya saja yang diisi oleh aksi solo gitar sudah memberikan kesan cantik tersebut. Midori di lagu ini benar-benar mengerahkan penjiwaan yang dalam melalui lirik-lirik lagu yang dia nyanyikan. Soal aksi dari masing-masing personil lainnya tidak perlu aku ceritakan lagi deh. SEMUANYA TAMPIL SEMPURNA TANPA CELA!!! Lagu yang juga sedikit khusyuk dan sangat memorable ini, secara khusus aku beri rating A+.

Metamorphose ~Second Image~ [04:54] menjadi lagu selanjutnya. Sama seperti lagu ...last scene, continued... di atas tadi, lagu ini juga tidak bisa aku cerna sama sekali. Setelah aku tunggu sampai 1 menit lebih tetapi lagu tidak juga mengarah yang lebih baik, skip adalah satu-satunya pilihan. Sorry berat ya, Metis Gretel. I don't like this song, really!

Beralih ke track selanjutnya, Funeral [05:58]. Sudah bisa dipastikan ini adalah salah satu lagu terbaiknya Metis Gretel!!! Pada awal lagu ini, penjiwaan vokal Midori melalui liriknya benar-benar tersampaikan kepada pendengar. Terlebih dia bernyanyi dengan diiringi oleh aksi solo piano. Sangat dalam. Namun, jangan terjebak hanya dengan awalnya yang slow itu. Sebab lagu ini sebenarnya sedikit cadas dengan tempo yang speeding-bullet. Dan lagi-lagi, aksi tabuhan drum dari Kuzu Mare terlihat sangat kompleks namun tetap asyik untuk diikutin. Awal lagu dibuka dengan indah, demikian pula saat menjelang akhir lagu yang diitutup dengan aksi indah piano. Lagu Funeral ini bisa ditemui pada single kolaborasi antara GHOST dan Metis Gretel yang diberi nama GHOST & Metis Gretel - DEAD or DEAD-Silence of Species- [rilis bulan Mei 2007].

Masih belum puas dengan tembang cadas seperti MASK, Sinner dan Funeral? Coba saja simak lagu berikutnya, yakni Crucifixion [03:49]. Di sini sang drummer, Kuzu Mare benar-benar tampil KESETANAN! Begitu juga kredit diberikan kepada duo gitaris, Misa Urara dan Rukia. Sangat cacthy banget di telinga walaupun permainan gitar sedikit nge-trash dengan mengandalkan riff gitar serta distorsi yang berat. Dan tetap, ornamen bunyian dari keyboard tampil memberikan kesan glamour pada lagu ini. Lagu yang sudah cadas ini semakin tambah cadas lagi karena diiringi dengan vokal harsh dari Midori. Bukan cuman nge-harsh aja, sesekali dia juga menyeringai dan screaming. THIS SONG IS FUCKIN' GREAT!!!

Setelah selesai "mengamuk" dengan lagu di atas, pendengar diajak untuk cooling down sejenak dengan sebuah tembang berikutnya yang berjudul Tsukiyo no dress [04:09]. Agak sedikit nge-pop sih namun enak untuk didengarin sampai habis. Aku percaya telinga siapapun pasti bisa menerima lagu ini. Solo gitar yang ada di lagu ini oke juga tuh!

Tidak terasa sudah sampai pada tembang terakhir yang ada di dalam album ini. Tembang yang beruntung tersebut judulnya adalah Konketsu [03:16]. Sebuah lagu dimana aksi/permainan bassnya Setsuna lumayan keren! Tegas dan berbobot. Lagunya dinamis saja, tidak kompleks seperti tipikal lagu-lagunya Metis Gretel. Walaupun tidak sampai dalam tahap bagus, lagu ini cukup oke lah untuk didengarin.

Fiuhhh.... akhirnya selesai juga untuk mereview abum The Scene of Transmigration ini secara mendetail. Gimana gak capek, wong di dalamnya terdapat 14 buah track?!! Hmmm, walaupun ada 3-4 buah lagu yang tidak aku sukai karena memang susah banget untuk dicerna, secara keseluruhan album ini aku beri 5/5 bintang. Yah, anggap saja ini adalah salam perpisahanku buat Metis Gretel, sebuah band yang sudah aku kenal sejak akhir tahun 2006 kemarin. Walaupun Metis Gretel bubar, aku berharap para personilnya masih bisa ditemui dalam band-band proyek mereka selanjutnya.

So long, Metis Gretel....