Thursday, August 26, 2010

Muramnya Liga Italia (Kolom Olahraga Kompas, 26/08/2010)

Sepak bola Italia selalu punya cara sendiri untuk survive. Ingat tahun 1982, saat Liga Serie A diganggu setan suap, ”Gli Azzurri” malah juara dunia di Spanyol. Empat tahun lalu, ketika dunia bergetar oleh skandal suap lebih heboh, calciopoli, Italia tampil terbaik di dunia. 

Meski begitu, guncangan calciopoli tampaknya memang tak seketika merobohkan bangunan Serie A yang berdiri kokoh selama seratus tahun lebih. Guncangan skandal sepak bola yang melibatkan klub-klub elite seperti Juventus dan AC Milan ini baru terasa setelah Fabio Cannavaro cs mengangkat trofi di Stadion Olimpiade Berlin. 

Sejak Juventus turun ke Serie B dan AC Milan tergopoh-gopoh mengejar pesaing abadinya, Internazionale, pamor Liga Serie A terus meredup. Klub-klub terbaik mereka tak lagi diminati bintang- bintang dunia yang lebih memilih mem-branding diri di Liga Inggris atau Spanyol. Sejak musim 2006-2007 jumlah penonton yang datang ke stadion di Italia terus menurun, bahkan pernah mencapai titik nadir rata-rata 15.000 orang per pertandingan, termasuk laga-laga big match. 

Meski Internazionale sukses menjadi yang terbaik di Eropa, aura hebat tim ”Biru-Hitam” di bawah kendali Jose Mourinho itu tak mengilhami penampilan tim nasional Italia di Afrika Selatan 2010. Meski sang maestro Marcelo Lippi kembali turun gunung, juara dunia Italia terseok-seok di Afrika Selatan dan angkat koper sebelum kartu pos yang mereka kirimkan tiba di kampung halaman. 

Kondisi di Serie A sendiri ibarat kerakap tumbuh di batu, hidup segan mati tak mau. Seperempat abad lalu, Liga Italia menikmati masa kejayaannya yang gemilang. Hampir semua pemain terbaik dunia ingin menjajal liga terkaya dan termewah itu. Bahkan negara paling hebat dalam memproduksi pemain berkualitas, Brasil, menempatkan tak kurang dari 300 pemainnya mulai dari Serie C hingga Serie A. Namun, memori itu tinggal kenangan dan kini Italia bukan lagi ”surga” bagi para bintang, bahkan bagi pelatih terbaik mereka sekalipun.
Lippi, sejak gagal di Afrika Selatan, tak punya kerjaan. Fabio Capello, pelatih yang menikmati sukses bersama AC Milan dan menancapkan nama besarnya di Spanyol, masih menjadi bos timnas Inggris. Demikian pula Giovanni Trapattoni, figur paling berpengaruh pada kesuksesan Juventus, kini menjadi Manajer Republik Irlandia.

Bukan cuma itu, pelatih-pelatih muda yang siap menggantikan generasi Lippi pun kini tak lagi menukangi tim-tim Serie A. Carlo Ancelotti yang mengecap sukses bersama AC Milan berada di Stamford Bridge dan sukses menjadi juara Inggris pada musim pertamanya di Premiership. Juga Roberto Mancini, mantan pemain Sampdoria yang mengenyam bulan madu bersama Internazionale, kini menjadi arsitek Manchester City. Bahkan Luciano Spalletti sedang menapaki jalan sukses bersama Zenit St Petersburg, Rusia.

Dengan hijrahnya hampir semua pelatih terbaiknya, Liga Serie A yang akan dimulai pekan depan dipastikan diotaki oleh pelatih-pelatih yang belum pernah mencatatkan diri sebagai juara di tingkat domestik. AC Milan, sepeninggal Leonardo, dilatih oleh Massimiliano Allegri, yang keberhasilan terbesarnya mengantarkan klub ”gurem” Cagliari ke zona Eropa musim lalu. Adapun ”Sang Nyonya Besar” Juventus, yang selalu salah ditulis dengan sebutan ”Si Nyonya Tua”, kini diarsiteki Luigi Delneri yang kesuksesan terakhirnya adalah mengantarkan Sampdoria ke posisi keempat, sekaligus menembus zona Liga Champions.

Tim elite lainnya, AS Roma, kini dilatih Claudio Ranieri yang punya riwayat sangat berwarna setelah menukangi Fiorentina, Chelsea, Valencia, dan Juventus. Namun, Ranieri yang mendapat julukan pelatih ”nyaris-nyaris juara” hanya mengecap nikmat juara bersama Valencia dan Fiorentina.

Maka, sangat boleh jadi, satu-satunya pelatih yang punya sejarah gemilang di Serie A saat ini hanyalah Rafael Benitez, bos baru Internazionale, yang menggantikan posisi Mourinho. Meski kinerjanya mengecewakan bersama Liverpool pada musim lalu, Benitez pernah membawa ”The Reds” sebagai juara Eropa pada 2005 dan juara Piala FA. Sebelumnya bersama Valencia, Benitez juga menorehkan tinta emas dengan menjuarai Piala UEFA dan dua gelar Liga Spanyol. Bahkan, pada pekan- pekan pertamanya di San Siro, pria asal Spanyol ini sukses merebut Piala Super Italia setelah mengalahkan AS Roma.
Hadirnya Benitez pulalah yang membuat Liga Serie A musim ini sedikit punya harapan untuk bersaing pamor dengan Liga Inggris dan tentu saja Liga Spanyol yang kebanjiran bintang dunia, terutama dengan hadirnya Sami Khedira, Mesut Oezil, dan Mourinho di Santiago Bernabeu.

Benitez boleh dikatakan beruntung karena menangani Internazionale yang musim lalu mencatat sejarah dengan merebut treble winners. Meski kehilangan Mario Balotelli yang dibujuk Mancini hijrah ke Manchester City, Benitez mendapatkan penggantinya yang disebut-sebut bakal lebih bersinar ketimbang Zlatan Ibrahimovic, Coutinho. Di luar itu, Benitez masih punya jajaran skuad lama yang matang sejak Inter ditangani Mancini. Kesuksesan terbesarnya ialah mempertahankan Douglas Maicon yang banyak diincar klub-klub elite Eropa.

Sekali lagi, Internazionale akan menjadi favorit terkuat di Serie A, sementara tim-tim lain mencoba menahan laju Nerazzurri dalam mengoleksi trofi. Peringkat kedua musim lalu, AS Roma, sedikit melakukan perjudian dengan merekrut bintang penuh problem, Adriano. Meski masih punya Daniele De Rossi dan Francesco Totti, peluang ”Pasukan Serigala” musim ini masih tidak lebih baik ketimbang musim lalu.

AC Milan tampaknya juga masih harus menyimpan ambisinya untuk kembali menjadi penguasa Italia. Kehadiran Allegri memang memberikan harapan, tetapi dari sisi skuad, tampaknya mereka masih bertumpu pada pasukan tua yang diwakili oleh Clarence Seedorf, Alessandro Nesta, Gennaro Gattuso, dan Andrea Pirlo. Sejumlah pemain muda memang didatangkan, seperti Kevin- Prince Boateng dan Sokratis Papastathopoulos, tetapi tampaknya belum bisa banyak menolong.

Ditulis oleh: ANTON SANJOYO

Sumber: KOMPAS CETAK

Wednesday, August 25, 2010

DECIMATION - Anthems of an Empyreal Dominion (2010)

Satu lagi band death metal asal kota Ankara, negara Turki, yaitu DECIMATION. Entah harus ngomong gimana lagi, pokoknya band-band death metal asal Turki pada sadis-sadis semua! DECIMATION sendiri musiknya lebih ke arah brutal/technical death metal. Jadi selain merasakan kebrutalan yang mereka tampilkan, juga terselip sebuah permainan kolektivitas aransemen dan komposisi yang sangat taktikal. Pusing membacanya? Mendingan kalian dengarin sendiri aja deh. Tema lagu-lagu DECIMATION biasanya seputar Sumerian Beliefs maupun Sumerian Mythology.

Album Anthems of an Empyreal Dominion dirilis pada bulan Juli 2010 kemarin. Dan total lagu di dalamnya berjumlahkan 10 buah. Tidak perlu saya jelaskan secara rinci gimana isi dari keseluruhan album ini. Yang pasti, kebrutalan teknis yang sangat dahsyat dari 10 buah lagu dalam album ini menjadikan album ini layak untuk disimak. Jangan khan saya, para metalheads yang ada di beberapa forum luar juga sangat memuji album ini dengan review-review positifnya.

Sebagai highlight album ini, saya rekomendasikan beberapa buah lagu. Mulai dari Sardonic Equilibrium Decree Humiliating Imkhullu, Peripheral Profilgacy of Transcendental Lower World, Nocturnal World, Martyring the Ethereal Patriarch, dan Gospels in the Exile of the Omnipotent.

Siapa sajakah personil dari DECIMATION? Mereka adalah Volkan Ceyhan pada posisi vokal (DESPISED), Erkin Ozturk yang selain sebagai gitaris utama juga backing vokal, Emre Uren juga gitaris (RAVEN WOODS), Mert Tartac memegang alat bass (NETTLETHRONE, SETH.ECT) dan terakhir adalah sang fenomenal Goremaster yang menggawangi posisi drum (BLASTER, HECATOMB, CENOTAPH, SUICIDE, WITCHTRAP). Band ini berdiri sejak tahun 1999. Sampai saat ini sudah merilis dua buah full length album. DECIMATION ada di bawah payung label Comatose Music.

Wednesday, August 18, 2010

Beberapa Fakta Seputar Kemerdekaan Negara Republik Indonesia 17 Agustus 1945

Sudah pernah saya post di blog yang sebelumnya. Bisa kalian lihat di SINI. Tapi tak apalah bila saya mempost-nya kembali. Check it out!

01) Revolusi dari Kamar Tidur
Bung Karno baru bangun pukul 09.00 setelah sebelumnya terkena serangan malaria di kamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini. Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama para sahabatnya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda.

02) Tanpa Protokol
Tak ada korps musik, tak ada konduktor dan tak ada pancaragam. Tiang bendera pun dibuat dari batang bambu secara kasar, serta ditanam hanya beberapa menit menjelang upacara. Tetapi itulah, kenyataan yang yang terjadi pada sebuah upacara sakral yang dinanti-nantikan selama lebih dari tiga ratus tahun!

03) Seprei dan Tukang Soto
Bendera Merah Putih terbuat dari kain sprei dan kain tukang soto!

04) Perintah Presiden Pertama Panggil Tukang Sate!
Perintah pertama Presiden Soekarno saat dipilih sebagai presiden pertama RI, bukanlah membentuk sebuah kabinet atau menandatangani sebuah dekrit, melainkan memanggil tukang sate! Itu dilakukannya dalam perjalanan pulang, setelah terpilih secara aklamasi sebagai presiden. Kebetulan di jalan bertemu seorang tukang sate bertelanjang dada dan nyeker (tidak memakai alas kaki). "Sate ayam lima puluh tusuk!", perintah Presiden Soekarno. Disantapnya sate dengan lahap dekat sebuah selokan yang kotor. Dan itulah, perintah pertama pada rakyatnya sekaligus pesta pertama atas pengangkatannya sebagai pemimpin dari 70 juta jiwa lebih rakyat dari sebuah negara besar yang baru berusia satu hari.

05) Teks Proklamasi di Keranjang Sampah
Naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Bung Karno dan didikte oleh Bung Hatta, ternyata tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh Pemerintah! Anehnya, naskah historis tersebut justru disimpan dengan baik oleh wartawan BM Diah. Diah menemukan draft proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dan diketik oleh Sajuti Melik. Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden Soeharto, setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari.

06) Proklamator di balik layar
Kalau saja usul Bung Hatta diterima, tentu Indonesia punya "lebih dari dua" proklamator. Saat setelah konsep naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia rampung disusun di rumah Laksamana Maeda, Jl. Imam Bonjol no 1, Jakarta, Bung Hatta mengusulkan semua yang hadir saat rapat dini hari itu ikut menandatangani teks proklamasi yang akan dibacakan pagi harinya. Tetapi usul ditolak oleh Soekarni, seorang pemuda yang hadir. Rapat itu dihadiri Soekarno, Hatta dan calon proklamator yang gagal: Achmad Soebardjo, Soekarni dan Sajuti Melik. "Huh, diberi kesempatan membuat sejarah tidak mau", gerutu Bung Hatta karena usulnya ditolak.

07) Dokumentasi Proklamasi selamat berkat bohong
Peristiwa sakral Proklamasi 17 Agustus 1945 dapat didokumentasikan dan disaksikan oleh kita karena satu kebohongan. Saat tentara Jepang ingin merampas negatif foto yang mengabadikan peristiwa penting tersebut, Frans Mendoer, fotografer yang merekam detik-detik proklamasi, berbohong kepada mereka. Dia bilang tak punya negatif itu dan sudah diserahkan kepada Barisan Pelopor, sebuah gerakan perjuangan. Mendengar jawaban itu, Jepang pun marah besar. Padahal negatif film itu ditanam di bawah sebuah pohon di halaman Kantor harian Asia Raja. Setelah Jepang pergi, negatif itu diafdruk dan dipublikasi secara luas hingga bisa dinikmati sampai sekarang. Bagaimana kalau Mendoer bersikap jujur pada Jepang?

08) Hari kelahiran dan kematian
Bila 17 Agustus menjadi tanggal kelahiran Indonesia, justru tanggal tersebut menjadi tanggal kematian bagi pencetus pilar Indonesia. Pada tanggal itu, pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya, WR Soepratman (wafat 1937) dan pencetus ilmu bahasa Indonesia, Herman Neubronner van der Tuuk (wafat 1894) meninggal dunia.

09) Tidak ada jalan Soekarno Hatta di Jakarta
Jakarta, tempat diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia dan kota tempat Bung Karno dan Bung Hatta berjuang, tidak memberi imbalan yang cukup untuk mengenang co-proklamator Indonesia. Sampai detik ini, tidak ada "Jalan Soekarno-Hatta" di ibu kota Jakarta. Bahkan, nama mereka tidak pernah diabadikan untuk sebuah objek bangunan fasilitas umum apa pun sampai 1985, ketika sebuah bandara diresmikan dengan memakai nama mereka.

10) Gelar Resmi Proklamator baru 1986
Gelar Proklamator untuk Bung Karno dan Bung Hatta, hanyalah gelar lisan yang diberikan rakyat Indonesia kepadanya selama 41 tahun! Sebab, baru 1986 Pemerintah memberikan gelar proklamator secara resmi kepada mereka.

11) Menteri asli Indonesia
Baru setelah merdeka 43 tahun Indonesia punya menteri yang 100% Indonesia asli. Karena semua menteri sebelumnya lahir sebelum 17 Agustus 1945. Itu berarti, mereka pernah menjadi warga Hindia Belanda dan atau pendudukan Jepang, sebab negara hukum Republik Indonesia memang belum ada saat itu. "Orang Indonesia asli" pertama yang menjadi menteri adalah Ir Akbar Tanjung (lahir di Sibolga, Sumatera Utara, 30 Agustus 1945), sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga pada Kabinet Pembangunan V (1988-1993).

Sumber: Dirangkum dari berbagai blog dan milis.
Tambahan: Silakan baca juga ini: http://yulian.firdaus.or.id/2003/08/12/fakta-seputar-proklamasi/