Saturday, December 21, 2013

ASPHYXIATE - Self Transform from Decayed Flesh

Bagi penikmat sejati musik metal Indonesia, sangat tabu sekali bila tidak mengenal ASPHYXIATE, band beraliran brutal death metal yang berasal dari kota Bekasi, provinsi Jawa Barat. Pada tanggal 26 November 2013 kemarin, ASPHYXIATE secara resmi merilis album ketiganya yang diberi tajuk Self Transform from Decayed Flesh. Dua album yang sempat dihasilkan oleh ASPHYXIATE sebelumnya adalah The Process of Mutilation (rilis 2003, sempat didistribusikan oleh Despise The Sun Records, label rekaman di Italia) dan Anatomy of Perfect Betiality (rilis 2009, sempat ditangani oleh Sevared Records). Jadi bisa dikatakan APSHYXIATE sempat vakum selama 4 tahun dalam merilis karyanya. Salah satu penyebabnya mungkin adalah terkait pergantian beberapa personil (Deddy dan Reno cabut). Saat ini ASPHYXIATE, band yang sudah ada sejak tahun 1998, diisi oleh 3 orang personil. Yaitu Josh (vokal, gitaris), Adi (bass) dan Yogi (drum). Yogi juga aktif dalam band bernama VISCRAL.

Di tahun 2013 ini ASPHYXIATE bergabung dalam sebuah label rekaman asal California yang cukup ternama, yaitu New Standard Elite. Band-band metal Indonesia yang juga ada di bawah naungan New Standart Elite sebut saja seperti LUMPUR, INJURY DEEPEN dan GORE INFAMOUS. Album terbaru Self Transform from Decayed Flesh dirilis dan didistribusikan langsung oleh New Standard Elite. Sehingga CD dari album ini agak susah mencarinya. Karena memang tidak ada yang menjualnya. Mau tidak mau harus memesan langsung ke pihak label. Tentunya dengan bayaran yang lebih mahal (karena dihitung dollar) dan ditambah biaya ongkos kirim.

Setelah mendengarkan albumnya secara berulang-ulang kali, Self Transform from Decayed Flesh menawarkan sesuatu yang beda dibandingkan album-album sebelumnya. Lebih terstruktur dan rapi. Tetap mengusung musik yang brutal dan berat, namun sesekali memperagakan groove-groove yang menawan. Tentunya membuat siapapun tergoda untuk menggoyangkan kepala naik turun. Kualitas sound juga top notch banget. Album Self Transform from Decayed Flesh mengingatkan kita dengan era old-skul dari SUFFOCATION, DEEDS OF FLESH maupun CRYPTOPSY.

Total, album ini berisikan 9 buah lagu. Namun ada sebuah lagu yang sudah pernah disimak sebelumnya (ada di album Anatomy of Perfect Betiality). Judulnya adalah Knife in Womb (03:32). Sedikit mengundang pertanyaan, untuk apa memasukkan lagu lama ke dalam album baru ini? Tapi memang tidak bisa dipungkiri, Knife in Womb lagunya oke banget. Salah satu lagu kebangsaan ASPHYXIATE yang kerap ditampilkan saat manggung.

Suffered in Vivisection (02:54), sebuah track yang dipercaya untuk menjadi lagu pembuka album ini. Intronya luar biasa. Selama semenit lebih menampilkan riff-riff gitar yang berat dibaluti dengan permainan drum yang sangat intens. Siapapun pasti menyukai lagu ini. The title song, Self Transform from Decayed Flesh (02:53), cukup brutal dan bergemuruh. Salah satu lagu yang menjadi highlight dalam album ini. Sempat dirilis dalam bentuk demo pada April 2013 lalu. Berikutnya ada Odious Mutation Of Cannibalistic Creature (03:49). Salah satu track favorit saya dalam album ini. Menghentak dan di pertengahan lagu terdapat beberapa slam-groove. Failed Clone of God (02:41) sepintas mirip dengan Blood Flavor. Cukup oke, dengan alunan yang rentan mengajak kita untuk berheadbang-ria.

Decomposing Organs (03:22) menampilkan permainan drum Yogi serta aksi bass Adi yang menderu-deru tiada henti. Dilanjutkan kemudian dengan Digested Embryonic (02:42), sebuah lagu yang sudah pernah saya simak sebelumnya dalam versi demo single. Namun versi albumnya kali ini terdengar lebih nendang. Lagu andalan untuk album ini. Kick ass!!! Feasting on Human Cadaver (04:43) adalah lagu dengan durasi terlama dalam album ini. Saksikan saja kengerian yang disajikan oleh ASPHYXIATE di lagu ini. Sangat kompleks. Dan terakhir dalam album ini adalah Instrument of Defiled Breeder (02:54). Sebuah pamungkas! Penutup album yang luar biasa dahsyatnya!

Sebagai konklusi, album terbaru dari ASPHYXIATE yang secara keseluruhan memakan durasi 29 menit 38 detik ini sangat direkomendasikan sekali. Terlebih jika kalian adalah penikmat sejati genre brutal death metal. Sebuah album yang wajib dimiliki! Bila memiliki rezeki lebih, tidak ada salahnya untuk mengorder barang yang satu ini, walaupun harus pesan ke luar negeri.

So what do you waiting for? Feel free to headbanging your fucking head!!! In death we trust, in brutal we blast!!!

Tambahan:
ASPHYXIATE on Facebook: https://www.facebook.com/pages/ASPHYXIATE/48611258883
ASPHYXIATE on Reverbnation: http://www.reverbnation.com/asphyxiatemetal

Sunday, December 15, 2013

THE HOBBIT: THE DESOLATION OF SMAUG

The Hobbit: The Desolation of Smaug merupakan sekuel dari The Hobbit: An Unexpected Journey (rilis tahun 2012 kemarin). Di Indonesia sendiri The Hobbit: The Desolation of Smaug telah tayang sejak hari Jumat, tanggal 13 Desember 2013. Entah, kenapa bisa pas banget dengan Friday the 13th. Sengaja? Film ini berdurasi sepanjang 161 menit. Itu sama dengan 2,5 jam lebih. So, persiapkan diri kalian sebelum menonton filmnya, termasuk mencari posisi yang enak untuk menonton.

The Hobbit: The Desolation of Smaug berceritakan tentang pertualangan para Dwarf (kurcaci), yang dipimpin oleh Thorin, bersama Bilbo Baggins (yang telah berjanji menemani) untuk merebut Erebor dari sang naga bernama Smaug. Erebor sendiri adalah semacam kampung halaman leluhur dari bangsa kurcaci. Dan di situ terdapat begitu banyak emas dan permata lainnya. Sebelum benar-benar sampai ke Dale (kota di Erebor), rombongan harus melalui sebuah hutan bernama Mirkwood Forest. Di sini Gandalf, sang penyihir, harus berpisah dengan rombongan Bilbo cs demi tujuan tertentu yang juga tidak kalah pentingnya. Ternyata hutan tersebut membawa kesialan bagi Bilbo cs hingga harus berurusan dengan bangsa Elf (peri) yang dipimpin oleh raja bernama Thranduil, yang tidak lain adalah ayah dari Legolas. Selesai rintangan satu, Bilbo cs harus menghadapi rintangan lainnya di Lake-town. Lake-town inilah yang menjadi jalan penghubung untuk menuju Erebor. Sanggupkah Bilbo, Thorin dan beserta kurcaci lainnya mencapai dan menembus Erebor? Mampukah mereka mengusir Smaug dari Erebor dan merebut kembali harta-harta yang ada? Well, silakan tonton sendiri.

Secara keseluruhan, bagi saya, The Hobbit: The Desolation of Smaug menarik untuk ditonton. Seperti sudah bisa ditebak sebelumnya, di sekuel kali ini penonton akan dimanjakan dengan banyaknya adegan aksi. Salah satu adegan aksi yang bisa membuat penonton menahan nafas adalah saat kaum Orc mengejar Bilbo cs di sungai, dimana juga terdapat aksi-aksi pertarungan yang lincah, menawan dan anggun dari Legolas dan Tauriel. Kredit diberikan kepada Evangeline Lily yang memerankan Tauriel dengan manisnya. Adegan-adegan lucu khas Peter Jackson (sang sutradara) sangat banyak dijumpai di sini. Selain tingkah pola yang lucu dari beberapa karakter, kelucuan juga datang dari percakapan (verbal).

Sesuai dengan judulnya yang menampilkan kata "Smaug", di sini diperlihatkan secara detail bagaimana rupa dari sosok naga yang disebut dengan nama Smaug itu. Setidaknya penampilan Smaug bisa membuat penonton merasa takjub, kagum berbalut kengerian yang dalam tanpa dasar. Roman percintaan (antara Tauriel dan Kili) turut diselipkan oleh Peter Jackson ke dalam film ini. Sesuatu hal yang tidak ditemui pada film sebelumnya. Mungkin ada penonton yang tidak menyukainya (saya justru sebaliknya), namun hal ini patut untuk diapresiasi.

Dengan kisah pertualangan yang apik, jalan cerita bagus, ditambah dengan sinematografi yang super indah, The Hobbit: The Desolation of Smaug layak untuk ditonton. Sangat menghibur! Beberapa teman saya merasa keberatan dengan ending yang ada. Sebagian berkata nanggung dan ada juga yang bilang jelek. Sebenarnya film bagus tidak harus diakhiri dengan ending yang bagus dan membahagiakan. Wajar bila The Hobbit: The Desolation of Smaug memberikan ending yang menggantung. Sebab konklusi akhir serial film The Hobbit ini bisa didapat pada sekuel berikutnya, yakni sekuel pamungkas bertajuk The Hobbit: There and Back Again, rilis bulan Juli 2014 mendatang. So, harap bersabar. Hanya memakan waktu 7 bulan saja. Kita yakin Peter Jackson sanggup membuat segala sesuatunya berakhir dengan indah. Masih ingat dengan film The Lord of The Rings: The Return of the King, selaku pamungkas serial film The Lord of the Rings?

Semoga berkenan.

Tambahan:
- An Uxpected Journey dan The Desolation of Smaug mengambil cerita dari bukunya. Sedangkan There and Back Again merupakan pengembangannya.
- Bangsa Elf memiliki umur yang panjang, namun bukan berarti mereka tidak bisa tewas.
- Usia Orlando Bloom (yang memerankan Legolas) 2 tahun lebih tua dari Lee Pace yang berperan sebagai Thranduil.
- Ada cameo Peter Jackson pada 1 menit awal film.
- Kejadian unik dan lucu. Saat screening film ini di salah satu bioskop di kota Sao Paolo, Brasil, speakernya langsung jebol begitu adegan Smaug yang meraung. Sumber: IMDb.

Thursday, December 12, 2013

LUNA SEA - A WILL

Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu itu datang juga. Sebuah penantian panjang terobati sudah. Tanggal 11 Desember 2013 kemarin LUNA SEA dengan resmi merilis album terbarunya yang berjudul A WILL. Merupakan album terbaru mereka setelah 13 tahun lamanya tak pernah merilis sebuah album pun (sebelumnya, album terakhir LUNA SEA adalah PERIOD, rilis tahun 2000). Lantas, bagaimanakah album A WILL dari band yang sempat mengunjungi Thailand dan Singapura awal tahun kemarin ini? Well, pada awalnya sedikit susah untuk dicerna, namun setelah didengar secara berulang kali sentuhan khas dari masing-masing personil LUNA SEA melalui lagu-lagu yang ada dapat dinikmati dengan indahnya.

Secara keseluruhan album ini berisikan 11 track lagu. Dimana 4 buah lagunya sudah terlebih dahulu disimak melalui versi singlenya. Ke-empat lagu tersebut adalah Rogue (04:30), The End of the Dream (04:01), RUN (04:30) dan Thoughts (04:08). Rogue kental dengan sentuhan rock & roll yang keluar dari petikan-petikan gitar miliknya Sugizo. The End of the Dream sebuah lagu dengan nada up-beat yang bagian chorusnya (tarikan tinggi Ryuichi plus vibran khasnya itu) terasa sangat catchy sekali. RUN, siapa saja pasti menyukai lagu yang dijadikan theme song serial drama TV Toshi Densetsu no Onna ini. Sepintas mirip dengan lagu The End of the Dream sih. Thoughts, sebuah lagu yang intronya mengingatkan saya dengan lagu Rosier, merupakan tembang unggulan yang bisa disimak dalam album ini. I really love this song!

Anthem of Light (04:16), lagu yang dipercayakan sebagai pembuka album, mampu menampilkan sisi glamor dan kharisma dari LUNA SEA itu sendiri. Sebuah lagu yang cukup megah. Pertama kali mendengar lagu MARIA (05:28), jujur, saya langsung jatuh cinta dengan lagu ini. Sedikit ballad dan tampil melankolis. Senandung yang diperagakan oleh Ryuichi memberikan keindahan tersendiri. Membuat saya sedikit penasaran dan bertanya bercerita tentang apakah lagu ini. Layak ditunggu translatenya. Oh iya, di sini bisa didengar gesekan biola yang dimainkan oleh Sugizo. Glowing (04:29), cukup berat serta bertenaga dengan tempo yang sedikit melambat. Walaupun hanya sebagai filler-track, saya suka dengan aksi solo gitar Sugizo di sini.

Berikutnya ada absorb (06:21). Sebuah lagu dengan durasi terpanjang yang bisa dijumpai dalam album ini. Biasa saja lagunya. Another filler-track, maybe? Metamorphosis (05:49) menampilkan sisi garang dan liar dari LUNA SEA. Musik (terutama kocokan-kocokan gitar Sugizo) pada bagian awal lagu sekilas mengingatkan saya dengan Blue Transparency. Shinya cukup intens memainkan pedal-drumnya. GIN NO TSUKI (05:35) juga merupakan lagu yang sangat asyik sekali untuk disimak. Akustik gitar yang catchy diimbangi dengan betotan bass dari J yang tegas. Dan lagi Sugizo menyumbangkan permainan biolanya di sini. Lagu terakhir sekaligus penutup album adalah Grace (05:11). Another ballad-song yang cukup anggun, dengan tambahan orkestra musik. Nice.

Overall, album A WILL, yang secara total berdurasikan 55 menit ini cukup oke untuk disimak. Jangan terjebak dengan masa lalu LUNA SEA. Segera move on. Dengarkan lagu-lagu dalam album ini dengan seksama. Sebab inilah sosok LUNA SEA sekarang! Ditunggu lagi rilisan-rilisan terbaru dari band yang terbentuk sejak tahun 1989 ini.

Semoga berkenan.

Wednesday, December 11, 2013

FROZEN

Jangan remehkan film terbaru miliknya Walt Disney ini. Trailernya mungkin terlihat biasa. Demikian bila melihat poster filmnya. Tapi percayalah, cerita dari film animasi arahan sutradara Chris Buck dan Jennifer Lee ini begitu bagus sekali. Bisa saya katakan Frozen adalah film animasi terbaik Walt Disney pada beberapa tahun belakangan ini.

Frozen sendiri ceritanya mengambil (mengadaptasi) kisah tentang Putri Salju (The Snow Queen) yang sudah kita ketahui bagaimana detailnya. Namun kali ini dibuat dengan versi yang beda dan unik. Tersebutlah seorang putri raja bernama Elsa yang memiliki kekuatan sihir. Akibat salah paham dengan adiknya yang bernama Anna dan juga rakyat kerajaan yang takut dengan kekuatan yang dimiliki Elsa, Ia pun pergi meninggalkan kerajaannya. Di sebuah gunung Elsa mendirikan istananya sendiri dan merasa bebas tanpa terusik oleh siapapun. Namun sayangnya dia tidak mengetahui bahwa akibat ulahnya (yang tidak bisa mengontrol kekuatannya) itu keseimbangan alam terganggu. Kerajaan dilanda musim dingin; yang seharusnya sudah masuk musim panas. Anna pun berupaya untuk bertemu dan menolong serta menyadarkan sang kakak Elsa. Pertualangan pun dimulai. Di sini nantinya Anna akan bertemu dengan Kristoff, seorang pemuda yang terkesan urakan namun memiliki jiwa pemberani dan baik hati.

Film animasi yang dibalut dengan musikal ini menawarkan sesuatu hal yang asyik dibandingkan film-film animasi lainnya. Terasa old-skul namun justru di situlah letak kelebihannya. Lagu-lagu serta musik yang ditampilkan juga begitu menawan. Lihat saja bagaimana memukaunya Elsa pada bagian ini.

Bukan film animasi Walt Disney namanya bila tidak menawarkan kelucuan. Kelucuan bisa ditemukan melalui karakter boneka salju bernama Olaf. Dan juga seekor rusa miliknya Kristoff. Mampu membuat penonton tertawa renyah.

Alhasil, Frozen adalah film animasi yang anggun. Sebuah film menyambut Natal yang layak untuk ditonton oleh siapa saja. Baik itu yang muda maupun orang dewasa bahkan seluruh keluarga. Silakan buktikan sendiri jika tidak percaya.

Semoga berkenan.

Tambahan:
Di awal film ada sebuah film pendek Mickey Mouse yang berjudul Get a Horse. Kejutan yang menarik. Pada salah satu adegan di Get a Horse ada diperlihatkan sebuah karakter yang memakai kaos dengan gambar logo perisai Captain America. Salah satu taktik Walt Disney untuk mempromosikan film Captain America: The Winter Soldier yang akan rilis awal bulan April 2014 mendatang. Sebab Marvel Comics adalah perusahaan komik yang berada di bawah bendera Walt Disney. Wajar.