Saturday, October 25, 2014

FURY

Fury, sebuah film arahan dari sutradara David Ayer (sempat dikenal dengan karya filmnya berjudul Training Day) yang mengambil kisah dari peristiwa menjelang berakhirnya Perang Dunia II. Berlatar pada tahun 1945 saat pasukan Amerika Serikat melawan Schutzstaffel (disebut juga SS, merupakan pasukan elit Nazi) di Jerman. Film ini dibintangi oleh aktor tampan yang baru saja resmi menikahi Angelina Jolie, yaitu Brad Pitt (sebagai Don "Wardaddy Collier). Selain Pitt, juga hadir beberapa aktor lainnya yang cukup mumpuni di dalam dunia akting. Seperti Shia LaBeouf (sebagai Boyd “Bible” Swan), Michael Pena (sebagai Trini “Gordo” Garcia), Jon Bernthal (sebagai Grady “Coon-Ass” Travis) dan Logan Lerman (sebagai Norman “Machine” Ellison). Fury rilis di Indonesia sejak tanggal 21 Oktober 2014 kemarin.

Film ini mengisahkan tentang sebuah tim yang mengendarai tank perang. Tank tersebut bernama Fury. Dimana Wardaddy menjadi komandannya dengan pangkat sersan. Dari kokpit, Wardaddy bertugas mengatur dan mengomandoi tank tersebut dan memberikan perintah ke rekan-rekan yang ada di dalamnya. Pada suatu ketika, Wardaddy cs dimintai tolong untuk membantu pasukan Amerika lainnya yang membutuhkan bantuan. Setelah sampai pada sebuah tempat yang telah ditetapkan, mendadak tank terkena ranjau dan tidak dapat berjalan dengan normal lagi. Di saat itulah satu batalyon pasukan SS sedang menuju ke arah mereka. Dengan bermodalkan peralatan perang dan amunisi seadanya serta tanpa ada backup dari pasukan Amerika, kelima orang tersebut berjuang untuk mempertahankan tempat itu. Berhasilkah?

Secara keseluruhan saya menyukai film ini. Secara cerita, film yang durasinya agak lama (hampir 2,5 jam) berjalan dengan intens (sangat kuat). Sehingga tidak menyebabkan rasa jenuh atau bosan pada penonton. Sang sutradara sepertinya paham betul bagaimana memainkan alur ceritanya. Dengan pengalaman menyutradarai Training Day, alur dibuat sedemikian rupa asyiknya sehingga tercipta kesinambungan yang dinamis. Memang sih ada beberapa alur yang terkesan datar dan juga agak dipaksa untuk didramatisir, tapi bagi saya itu tidak menjadi soal.

Adegan perangnya juga oke. Apalagi perang antar tanknya itu. Dibaluti dengan spesial efek dan sound yang luar biasa gegap gempita. Desingan-desingan peluru dan bom terdengar dengan jelas dan dahsyat. Ditambah lagi dengan pemandangan dan situasi yang dibuat secara nyata, menambah kesan betapa suramnya yang namanya perang itu. Lihat saja bagaimana onggokan daging dan darah manusia beberapa kali sempat menghiasi layar film. Yang tidak tahan mungkin akan sedikit merasakan ngilu.

Apa yang diperagakan oleh kelima aktor keren rasanya tak perlu dipertanyakan lagi kualitasnya. Terlebih khususnya Brad Pitt. Dimana Pitt berhasil menggambarkan sosok Wardaddy yang keras, tegas, kasar, cerdas, bertangan dingin dan banyak makan garam di peperangan. Namun di sisi lain, Wardaddy adalah sosok yang emosional. Tengok saja bagaimana Wardaddy merasa kasihan terhadap dua perempuan Jerman dalam keadaan ketakutan yang ia temui. Alih-alih untuk menyiksa atau membunuh, Wardaddy justru meminta kedua orang perempuan tersebut untuk memasak telur buat santapan makan. Kredit juga layak disematkan kepada Logan Lerman. Apik dalam menokohkan seorang Norman yang masih hijau dalam peperangan.

Film ini juga menyelipkan nuansa romantis di tengah-tengah gelut perang. Bisa dijumpai saat adegan Norman memainkan piano sambil mengiringi salah satu dua perempuan Jerman tadi. Sedikit menyentuh sisi kemanusiaan.

Walaupun Fury menampilkan film perang yang terlihat sadis dan kejam, sisi humor juga bisa didapatkan di sini. Humor didapat dari aksi kocak penghuni tank Fury. Baik itu secara verbal maupun tindakan. Cukup menghibur penonton. Setidaknya mencairkan suasana yang penuh ketegangan dan kengerian.

Fury adalah gambar kekejaman perang beserta dampaknya. Membunuh bukan lagi pilihan, melainkan satu-satunya cara untuk bertahan hidup. Sesuai dengan istilah yang familiar, membunuh atau dibunuh. Film ini tak melulu menghujani penonton dengan kehadiran "monster-monster" nan keji, melainkan manusia-manusia pada dasarnya dianugerahi sifat baik. Tergantung dari individunya sendiri bagaimana untuk menyikapi anugerah tersebut.

Saya memberi rating 7,5/10. Semoga berkenan.

Tambahan:
Kutipan menarik dari Wardaddy: "Ideologi penuh kedamaian. Sejarah penuh kekerasan."

No comments: