Wednesday, November 03, 2010

Antaga, Ismaya & Manikmaya

Suatu ketika, Sang Hyang Tunggal bersabda pada sebuah telur untuk menurunkan 3 dewa. Kemudian dari telur itu jadilah 3 dewa. Bagian cangkang menjadi Batara Antaga, sebagai yg tertua. Bagian putih telur menjadi Batara Ismaya sebagai yg kedua. Lalu bagian kuning telur menjadi Batara Manikmaya sebagai yg termuda. Ketiganya menjadi dewa2 yg sangat sakti, sehingga kemudian terjadi perdebatan antara Batara Antaga dan Bastara Ismaya. Mereka ingin mencari tahu siapa yg terkuat di antara keduanya. maka mereka sepakat mengadu ilmu. 

Batara Antaga berubah menjadi raksasa dan mencoba melahap sebuah gunung di bumi. Tapi gunung itu tidak tertelan, justru mengakibatkan mulut Batara Antaga robek. Lalu Batara Ismaya tak ingin kalah, gunung itu dilahapnya dan berhasil tertelan seluruhnya. Sehingga akhirnya Batara Ismaya diakui oleh Batara Antaga sebagai yg terkuat. Tapi gunung yang ada di dlm perut Batara Ismaya ternyata tak bisa dikeluarkan lagi sehingga membuat perutnya kembung.

Ketika dua dewa ini kembali ke wujud kecil, fisik mereka tak bisa disembuhkan lagi. Mereka jadi jelek. Melihat hal itu Batara Manikmaya yg semula tak ikut-ikut malah jadi merasa sebagai dewa yg paling tampan. Melihat hal ini, Sang Hyang Tunggal turun tangan. Fisik dua dewa yg rusak itu dijadikan-Nya sebagai hukuman karena dua dewa itu telah terbawa nafsu untuk mengunggulkan diri masing-masing. Sedangkan Batara Manikmaya yg menjadi sombong dan merasa sempurna, oleh Sang Hyang Tunggal dihukum menjadi bertangan empat dan bermata 3 supaya tidak menyombongkan diri lagi.

Setelah 3 dewa itu menyadari kesalahannya, Sang Hyang Tunggal memberi mereka tugas. Batara Ismaya diutus turun ke bumi untuk menjadi penunjuk kebenaran dan keselamatan bagi kaum ksatria. Sedangkan Batara Antaga juga diutus ke bumi untuk mendidik kaum raksasa (denawa) spy tahu jalan yg benar. Tapi apabila para raksasa itu tak mau diinsafkan, sebaliknya harus diarahkan ke jalan maut supaya kehidupan di bumi bisa aman dan damai. Lalu Batara Manikmaya, oleh Sang Hyang Tunggal ditugaskan untuk memimpin kahyangan karena kelak akan diturunkan pula dewa2 yang lain untuk menjadi pengawas kehidupan di bumi.

Pada perkembangannya, di bumi Batara Ismaya dikenal sbg Semar dan Batara Antaga dikenal sbg Togog. Sedangkan Batara Manikmaya dikenal sebagai Batara Guru, raja para dewa. Itu adalah mitologi asli Jawa, asal mula dewa-dewa dalam dunia Jawa. And the story begin....

Thursday, August 26, 2010

Muramnya Liga Italia (Kolom Olahraga Kompas, 26/08/2010)

Sepak bola Italia selalu punya cara sendiri untuk survive. Ingat tahun 1982, saat Liga Serie A diganggu setan suap, ”Gli Azzurri” malah juara dunia di Spanyol. Empat tahun lalu, ketika dunia bergetar oleh skandal suap lebih heboh, calciopoli, Italia tampil terbaik di dunia. 

Meski begitu, guncangan calciopoli tampaknya memang tak seketika merobohkan bangunan Serie A yang berdiri kokoh selama seratus tahun lebih. Guncangan skandal sepak bola yang melibatkan klub-klub elite seperti Juventus dan AC Milan ini baru terasa setelah Fabio Cannavaro cs mengangkat trofi di Stadion Olimpiade Berlin. 

Sejak Juventus turun ke Serie B dan AC Milan tergopoh-gopoh mengejar pesaing abadinya, Internazionale, pamor Liga Serie A terus meredup. Klub-klub terbaik mereka tak lagi diminati bintang- bintang dunia yang lebih memilih mem-branding diri di Liga Inggris atau Spanyol. Sejak musim 2006-2007 jumlah penonton yang datang ke stadion di Italia terus menurun, bahkan pernah mencapai titik nadir rata-rata 15.000 orang per pertandingan, termasuk laga-laga big match. 

Meski Internazionale sukses menjadi yang terbaik di Eropa, aura hebat tim ”Biru-Hitam” di bawah kendali Jose Mourinho itu tak mengilhami penampilan tim nasional Italia di Afrika Selatan 2010. Meski sang maestro Marcelo Lippi kembali turun gunung, juara dunia Italia terseok-seok di Afrika Selatan dan angkat koper sebelum kartu pos yang mereka kirimkan tiba di kampung halaman. 

Kondisi di Serie A sendiri ibarat kerakap tumbuh di batu, hidup segan mati tak mau. Seperempat abad lalu, Liga Italia menikmati masa kejayaannya yang gemilang. Hampir semua pemain terbaik dunia ingin menjajal liga terkaya dan termewah itu. Bahkan negara paling hebat dalam memproduksi pemain berkualitas, Brasil, menempatkan tak kurang dari 300 pemainnya mulai dari Serie C hingga Serie A. Namun, memori itu tinggal kenangan dan kini Italia bukan lagi ”surga” bagi para bintang, bahkan bagi pelatih terbaik mereka sekalipun.
Lippi, sejak gagal di Afrika Selatan, tak punya kerjaan. Fabio Capello, pelatih yang menikmati sukses bersama AC Milan dan menancapkan nama besarnya di Spanyol, masih menjadi bos timnas Inggris. Demikian pula Giovanni Trapattoni, figur paling berpengaruh pada kesuksesan Juventus, kini menjadi Manajer Republik Irlandia.

Bukan cuma itu, pelatih-pelatih muda yang siap menggantikan generasi Lippi pun kini tak lagi menukangi tim-tim Serie A. Carlo Ancelotti yang mengecap sukses bersama AC Milan berada di Stamford Bridge dan sukses menjadi juara Inggris pada musim pertamanya di Premiership. Juga Roberto Mancini, mantan pemain Sampdoria yang mengenyam bulan madu bersama Internazionale, kini menjadi arsitek Manchester City. Bahkan Luciano Spalletti sedang menapaki jalan sukses bersama Zenit St Petersburg, Rusia.

Dengan hijrahnya hampir semua pelatih terbaiknya, Liga Serie A yang akan dimulai pekan depan dipastikan diotaki oleh pelatih-pelatih yang belum pernah mencatatkan diri sebagai juara di tingkat domestik. AC Milan, sepeninggal Leonardo, dilatih oleh Massimiliano Allegri, yang keberhasilan terbesarnya mengantarkan klub ”gurem” Cagliari ke zona Eropa musim lalu. Adapun ”Sang Nyonya Besar” Juventus, yang selalu salah ditulis dengan sebutan ”Si Nyonya Tua”, kini diarsiteki Luigi Delneri yang kesuksesan terakhirnya adalah mengantarkan Sampdoria ke posisi keempat, sekaligus menembus zona Liga Champions.

Tim elite lainnya, AS Roma, kini dilatih Claudio Ranieri yang punya riwayat sangat berwarna setelah menukangi Fiorentina, Chelsea, Valencia, dan Juventus. Namun, Ranieri yang mendapat julukan pelatih ”nyaris-nyaris juara” hanya mengecap nikmat juara bersama Valencia dan Fiorentina.

Maka, sangat boleh jadi, satu-satunya pelatih yang punya sejarah gemilang di Serie A saat ini hanyalah Rafael Benitez, bos baru Internazionale, yang menggantikan posisi Mourinho. Meski kinerjanya mengecewakan bersama Liverpool pada musim lalu, Benitez pernah membawa ”The Reds” sebagai juara Eropa pada 2005 dan juara Piala FA. Sebelumnya bersama Valencia, Benitez juga menorehkan tinta emas dengan menjuarai Piala UEFA dan dua gelar Liga Spanyol. Bahkan, pada pekan- pekan pertamanya di San Siro, pria asal Spanyol ini sukses merebut Piala Super Italia setelah mengalahkan AS Roma.
Hadirnya Benitez pulalah yang membuat Liga Serie A musim ini sedikit punya harapan untuk bersaing pamor dengan Liga Inggris dan tentu saja Liga Spanyol yang kebanjiran bintang dunia, terutama dengan hadirnya Sami Khedira, Mesut Oezil, dan Mourinho di Santiago Bernabeu.

Benitez boleh dikatakan beruntung karena menangani Internazionale yang musim lalu mencatat sejarah dengan merebut treble winners. Meski kehilangan Mario Balotelli yang dibujuk Mancini hijrah ke Manchester City, Benitez mendapatkan penggantinya yang disebut-sebut bakal lebih bersinar ketimbang Zlatan Ibrahimovic, Coutinho. Di luar itu, Benitez masih punya jajaran skuad lama yang matang sejak Inter ditangani Mancini. Kesuksesan terbesarnya ialah mempertahankan Douglas Maicon yang banyak diincar klub-klub elite Eropa.

Sekali lagi, Internazionale akan menjadi favorit terkuat di Serie A, sementara tim-tim lain mencoba menahan laju Nerazzurri dalam mengoleksi trofi. Peringkat kedua musim lalu, AS Roma, sedikit melakukan perjudian dengan merekrut bintang penuh problem, Adriano. Meski masih punya Daniele De Rossi dan Francesco Totti, peluang ”Pasukan Serigala” musim ini masih tidak lebih baik ketimbang musim lalu.

AC Milan tampaknya juga masih harus menyimpan ambisinya untuk kembali menjadi penguasa Italia. Kehadiran Allegri memang memberikan harapan, tetapi dari sisi skuad, tampaknya mereka masih bertumpu pada pasukan tua yang diwakili oleh Clarence Seedorf, Alessandro Nesta, Gennaro Gattuso, dan Andrea Pirlo. Sejumlah pemain muda memang didatangkan, seperti Kevin- Prince Boateng dan Sokratis Papastathopoulos, tetapi tampaknya belum bisa banyak menolong.

Ditulis oleh: ANTON SANJOYO

Sumber: KOMPAS CETAK

Wednesday, August 25, 2010

DECIMATION - Anthems of an Empyreal Dominion (2010)

Satu lagi band death metal asal kota Ankara, negara Turki, yaitu DECIMATION. Entah harus ngomong gimana lagi, pokoknya band-band death metal asal Turki pada sadis-sadis semua! DECIMATION sendiri musiknya lebih ke arah brutal/technical death metal. Jadi selain merasakan kebrutalan yang mereka tampilkan, juga terselip sebuah permainan kolektivitas aransemen dan komposisi yang sangat taktikal. Pusing membacanya? Mendingan kalian dengarin sendiri aja deh. Tema lagu-lagu DECIMATION biasanya seputar Sumerian Beliefs maupun Sumerian Mythology.

Album Anthems of an Empyreal Dominion dirilis pada bulan Juli 2010 kemarin. Dan total lagu di dalamnya berjumlahkan 10 buah. Tidak perlu saya jelaskan secara rinci gimana isi dari keseluruhan album ini. Yang pasti, kebrutalan teknis yang sangat dahsyat dari 10 buah lagu dalam album ini menjadikan album ini layak untuk disimak. Jangan khan saya, para metalheads yang ada di beberapa forum luar juga sangat memuji album ini dengan review-review positifnya.

Sebagai highlight album ini, saya rekomendasikan beberapa buah lagu. Mulai dari Sardonic Equilibrium Decree Humiliating Imkhullu, Peripheral Profilgacy of Transcendental Lower World, Nocturnal World, Martyring the Ethereal Patriarch, dan Gospels in the Exile of the Omnipotent.

Siapa sajakah personil dari DECIMATION? Mereka adalah Volkan Ceyhan pada posisi vokal (DESPISED), Erkin Ozturk yang selain sebagai gitaris utama juga backing vokal, Emre Uren juga gitaris (RAVEN WOODS), Mert Tartac memegang alat bass (NETTLETHRONE, SETH.ECT) dan terakhir adalah sang fenomenal Goremaster yang menggawangi posisi drum (BLASTER, HECATOMB, CENOTAPH, SUICIDE, WITCHTRAP). Band ini berdiri sejak tahun 1999. Sampai saat ini sudah merilis dua buah full length album. DECIMATION ada di bawah payung label Comatose Music.

Wednesday, August 18, 2010

Beberapa Fakta Seputar Kemerdekaan Negara Republik Indonesia 17 Agustus 1945

Sudah pernah saya post di blog yang sebelumnya. Bisa kalian lihat di SINI. Tapi tak apalah bila saya mempost-nya kembali. Check it out!

01) Revolusi dari Kamar Tidur
Bung Karno baru bangun pukul 09.00 setelah sebelumnya terkena serangan malaria di kamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini. Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama para sahabatnya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda.

02) Tanpa Protokol
Tak ada korps musik, tak ada konduktor dan tak ada pancaragam. Tiang bendera pun dibuat dari batang bambu secara kasar, serta ditanam hanya beberapa menit menjelang upacara. Tetapi itulah, kenyataan yang yang terjadi pada sebuah upacara sakral yang dinanti-nantikan selama lebih dari tiga ratus tahun!

03) Seprei dan Tukang Soto
Bendera Merah Putih terbuat dari kain sprei dan kain tukang soto!

04) Perintah Presiden Pertama Panggil Tukang Sate!
Perintah pertama Presiden Soekarno saat dipilih sebagai presiden pertama RI, bukanlah membentuk sebuah kabinet atau menandatangani sebuah dekrit, melainkan memanggil tukang sate! Itu dilakukannya dalam perjalanan pulang, setelah terpilih secara aklamasi sebagai presiden. Kebetulan di jalan bertemu seorang tukang sate bertelanjang dada dan nyeker (tidak memakai alas kaki). "Sate ayam lima puluh tusuk!", perintah Presiden Soekarno. Disantapnya sate dengan lahap dekat sebuah selokan yang kotor. Dan itulah, perintah pertama pada rakyatnya sekaligus pesta pertama atas pengangkatannya sebagai pemimpin dari 70 juta jiwa lebih rakyat dari sebuah negara besar yang baru berusia satu hari.

05) Teks Proklamasi di Keranjang Sampah
Naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Bung Karno dan didikte oleh Bung Hatta, ternyata tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh Pemerintah! Anehnya, naskah historis tersebut justru disimpan dengan baik oleh wartawan BM Diah. Diah menemukan draft proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dan diketik oleh Sajuti Melik. Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden Soeharto, setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari.

06) Proklamator di balik layar
Kalau saja usul Bung Hatta diterima, tentu Indonesia punya "lebih dari dua" proklamator. Saat setelah konsep naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia rampung disusun di rumah Laksamana Maeda, Jl. Imam Bonjol no 1, Jakarta, Bung Hatta mengusulkan semua yang hadir saat rapat dini hari itu ikut menandatangani teks proklamasi yang akan dibacakan pagi harinya. Tetapi usul ditolak oleh Soekarni, seorang pemuda yang hadir. Rapat itu dihadiri Soekarno, Hatta dan calon proklamator yang gagal: Achmad Soebardjo, Soekarni dan Sajuti Melik. "Huh, diberi kesempatan membuat sejarah tidak mau", gerutu Bung Hatta karena usulnya ditolak.

07) Dokumentasi Proklamasi selamat berkat bohong
Peristiwa sakral Proklamasi 17 Agustus 1945 dapat didokumentasikan dan disaksikan oleh kita karena satu kebohongan. Saat tentara Jepang ingin merampas negatif foto yang mengabadikan peristiwa penting tersebut, Frans Mendoer, fotografer yang merekam detik-detik proklamasi, berbohong kepada mereka. Dia bilang tak punya negatif itu dan sudah diserahkan kepada Barisan Pelopor, sebuah gerakan perjuangan. Mendengar jawaban itu, Jepang pun marah besar. Padahal negatif film itu ditanam di bawah sebuah pohon di halaman Kantor harian Asia Raja. Setelah Jepang pergi, negatif itu diafdruk dan dipublikasi secara luas hingga bisa dinikmati sampai sekarang. Bagaimana kalau Mendoer bersikap jujur pada Jepang?

08) Hari kelahiran dan kematian
Bila 17 Agustus menjadi tanggal kelahiran Indonesia, justru tanggal tersebut menjadi tanggal kematian bagi pencetus pilar Indonesia. Pada tanggal itu, pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya, WR Soepratman (wafat 1937) dan pencetus ilmu bahasa Indonesia, Herman Neubronner van der Tuuk (wafat 1894) meninggal dunia.

09) Tidak ada jalan Soekarno Hatta di Jakarta
Jakarta, tempat diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia dan kota tempat Bung Karno dan Bung Hatta berjuang, tidak memberi imbalan yang cukup untuk mengenang co-proklamator Indonesia. Sampai detik ini, tidak ada "Jalan Soekarno-Hatta" di ibu kota Jakarta. Bahkan, nama mereka tidak pernah diabadikan untuk sebuah objek bangunan fasilitas umum apa pun sampai 1985, ketika sebuah bandara diresmikan dengan memakai nama mereka.

10) Gelar Resmi Proklamator baru 1986
Gelar Proklamator untuk Bung Karno dan Bung Hatta, hanyalah gelar lisan yang diberikan rakyat Indonesia kepadanya selama 41 tahun! Sebab, baru 1986 Pemerintah memberikan gelar proklamator secara resmi kepada mereka.

11) Menteri asli Indonesia
Baru setelah merdeka 43 tahun Indonesia punya menteri yang 100% Indonesia asli. Karena semua menteri sebelumnya lahir sebelum 17 Agustus 1945. Itu berarti, mereka pernah menjadi warga Hindia Belanda dan atau pendudukan Jepang, sebab negara hukum Republik Indonesia memang belum ada saat itu. "Orang Indonesia asli" pertama yang menjadi menteri adalah Ir Akbar Tanjung (lahir di Sibolga, Sumatera Utara, 30 Agustus 1945), sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga pada Kabinet Pembangunan V (1988-1993).

Sumber: Dirangkum dari berbagai blog dan milis.
Tambahan: Silakan baca juga ini: http://yulian.firdaus.or.id/2003/08/12/fakta-seputar-proklamasi/

Saturday, July 04, 2009

Kagrra - Shu

Okay, ini dia album terbaru miliknya Kagrra, yang juga merupakan salah satu album yang paling aku tunggu-tunggu sepanjang tahun 2009 ini. Album tersebut diberi tajuk Shu. Dirilis tepat di saat dunia sedang merayakan hari April's Mop, yakni tanggal 01 April 2009. Untung saja jadwal perilisan album ini luput dari keisengan Kagrra,. Haha. Tentu saja tidak lah. Gila tuh namanya seandainya Kagrra, mau ngerjain penggemarnya. Dengan dirilisnya album Shu ini, secara total Kagrra, telah merilis 11 buah album. Dengan perincian 6 album indie dan 5 album mayor. Sampai detik ini-pun, menurutku San masih menjadi album terbaik yang pernah diciptakan oleh Kagrra,. Bagi kalian yang belum pernah menyimak album San, tentu saja kalian mengalami kerugian besar! Oh iya, Shu juga merupakan album kedua [setelah album Core, tentunya] miliknya Kagrra, setelah pindah perusahaan rekaman dari COLUMBIA RECORDS ke KING RECORDS. Group band metal yang juga selalu menghadirkan suasana etnic Jepang, Onmyo-za, juga berada di dalam perusahaan KING RECORDS.

Secara total album Shu ini berisikan 10 buah lagu. Dan hanya satu buah lagu saja yang dibuatkan singlenya, yakni Uzu, rilis bulan September 2008 lalu. Shu sendiri dirilis dalam dua varian. LIMITED EDITION dan REGULER EDITION. LIMITED EDITION di dalamnya selain berisikan 10 buah lagu juga ada DVD yang isinya Sakura zukiyo [PV], Member Interview dan The Making of Sakura zukiyo. Sedangkan untuk REGULER EDITION hanya berupa CD Audio saja.

Lantas, bagaimana hasil keseluruhan album Shu ini? Well, bisa aku katakan, I really love this album! Lebih bagus ketimbang album Core kemarin, walaupun belum bisa menyamai keunggulan album San. Sepertinya album Shu bakal menjadi pesaing terkuat untuk meraih predikat BEST ALBUM OF THE YEAR [my awards, of course!], berhadapan dengan album Kyuutai-nya MUCC. Yah, pokoknya dilihat saja nanti gimana hasil akhirnya.

Sekilas profile dari band yang sempat bernama CROW ini. Kagrra, terbentuk sejak tahun 1998. Dan di dalamnya terdiri atas lima orang personil dimana masing-masing dari mereka sangat ahli dalam memadukan musik tradisional Jepang dengan musik rock Jepang modern. Kelima orang tersebut adalah Isshi pada posisi vokal, Akiya memegang alat gitar, Shin yang selain sebagai gitaris juga lihai memainkan alat musik "koto", Nao memegang alat bass dan terakhir Izumi yang tentunya menggawangi posisi drum. Seperti yang sudah disinggung sedikit di atas, warna musik Kagrra, memang masuk dalam kategori rock, yang kental dengan rock mainstream/general, yang juga selalu dibumbui dengan alunan musik tradisional Jepang. Namun, semenjak album Core, Kagrra, mencoba sesuatu yang baru dan mulai ber-eksperimen. Yang kali ini tidak hanya berpatokan pada rock saja, tetapi juga warna musik lainnya. Seperti groove, jazz, dll. Oh iya, Kagrra, berada dalam naungan label terkenal, yaitu PS COMPANY [alice nine., the GazettE, dll]. Dibandingkan alice nine. dan the GazettE, Kagrra, menjadi band PS COMPANY ter-favorite-ku!

Alright, tanpa ber-panjang-lebar lagi langsung saja kita simak bersama album ini dengan sebuah track pembuka, yaitu Paraizo [04:16]. GREAT SONG! Aku suka banget! Memang layak dijadikan pembuka album. Sebab lagunya sendiri sangat bersemangat dengan sentuhan serta nuansa, yah, seperti di daerah-daerah terpencil di Jepang sono [atau hutan?]. Intro-nya memang membawa pikiran dan perasaan kita ke arah situ. Awal lagu yang dibuka dengan tarikan manis vokal miliknya Isshi, petikan koto dari Shin serta tiupan suling khas Jepang [kalo tidak salah namanya "sakuhachi" yah?] aku rasa merupakan sebuah epic-intro! Verse-nya cukup nge-groove, seakan-akan mengajak pendengar untuk ikut bergoyang menikmati alunan musiknya. Apalagi dengan permainan gitar yang sedikit nge-ska dan ketukan-ketukan cymbal-drums-nya. Makin larut dengan perasaan enjoy! Dan itu masih bisa disimak pada intelude-nya nanti. Walaupun bagian chorusnya kurang aku sukai, setidaknya lagu cukup oke lah sebagai "makanan pembuka" untuk menyimak lagu-lagu berikutnya.

Selanjutnya giliran lagu yang dikasih judul Uzu [04:05]. Wah, jangan tanya lagi. ANOTHER GREAT SONG! Bahkan menjadi salah satu lagu terbaik yang pernah diciptakan oleh Kagrra,. Seorang yang bukan penggemar Kagrra, sekalipun pasti akan menyukai lagu ini. Dibuka dengan permainan koto oleh Shin, intro dari Uzu ini terlihat begitu anggun dan cantik. Tune-tune yang dimainkan melalui ritem gitar, selain mempertegas unsur rock-nya juga turut menambah manis lagu ini. Tidak ketinggalan permainan solo-melodi-gitar-nya yang melankolis. Nice job, Akaya! Pada bagian chorus, vokal Isshin yang kharismatik bisa tersampaikan dan dirasakan oleh pendengar. Tidak ketinggalan aksi sang bassist, Nao, yang asyik dengan betotan lima senar bass-nya. BEAUTIFUL SONG! Sudah ada yang menonton PV-nya? Shin memang terlihat elegan dengan koto-nya yang besar itu. Saite kaori karete horobiru umare shi ni yuku ikutabi mo, kuchite gaeri soshite me wo fuku hito wa doko e mukau no darou....

Selesai Uzu, diteruskan dengan Ren [04:31]. Sampai di sini Kagrra, masih menjaga momentum-nya dengan baik. Lagunya cukup catchy dan tentunya juga menjadi salah satu lagu terbaik yang bisa ditemukan dalam album ini. Hampir sama seperti dua lagu sebelumnya, permainan koto masih bisa disimak. Justru hal yang seperti ini lah yang sangat aku sukai. Mendengarkan permainan koto memang bisa membuat mood kita menjadi bertambah. The intro is nice! Verse cukup manis dengan driving bass-line-nya Nao yang terasa dominan, bahkan di sepanjang lagu. Dan itu disusul dengan bagian melodic-chorus-nya yang enjoyable! Akiya dan Shin pun sedikit memberikan sedikit kejutan dengan riff-riff gitarnya yang cukup berat. Salah satunya, coba saja simak pada durasi ke 02:20.

Tanbi naru shi he no shoukei [03:58], menjadi lagu berikutnya. Lagunya cenderung nge-pop dan sangat tipikal dengan lagu-lagu Kagrra, di album-album sebelumnya. Biarpun begitu, tetap lagu ini menampilkan aransemen musik yang sungguh menarik. Tempo lagu kali ini sedikit up-beat. Verse dan pre-chorus-nya oke walaupun chorusnya terlihat terlalu standar. Dan di sini bisa disimak sekali lagi aksi solo gitar dari Akiya. Good one! Disusul kemudian dengan lagu selanjutnya, yaitu Sakura zukiyo [04:32]. Lagi-lagi sebuah lagu ciptaan Kagrra, yang memang potensial sekali untuk menjadi salah satu dari beberapa lagu terbaik dalam album ini. Tidak salah jika Kagrra, membuatkan PV untuk lagu ini. Kali ini lagunya terasa manis dengan sedikit sentuhan melodi-melodi manis yang melankolis, classic-grooving dan tentu saja syahdu. Sangat khas memang dengan aliran musik Kagrra, semenjak beberapa album sebelumnya. Permainan gitar serta beat-beat yang dihasilkan melalui ketukan drum cukup menjaga ritme sehingga terdengar menarik sampai detik penghabisan lagu ini. Dan sekali lagi, Isshi menampilkan performa vokalnya yang kharismatik itu, baik melalui verse-nya maupun semi-melankolis-chorus-nya! Oh iya, solo gitar [lengkap dengan efek-nya] yang dimainkan oleh Akiya mengingatkan aku akan aksi gitar-nya SUGIZO [eks LUNA SEA]. Dan itu memang wajar. Sebab Akiya mengidolakan sang gitaris flamboyan tersebut.

Kemudian kita mendapatkan lagu berjudul Kikoku shuushuu [03:39]. Sama hal-nya seperti Tanbi naru shi he no shoukei, aku rasa lagu ini juga merupakan filler track. Namun tenang saja. Walaupun terkesan datar dan monoton, filler track kali ini tidak hanya sekedar dilewatkan begitu saja. Tetapi juga cukup layak untuk diapresiasi. Verse-nya memang biasa. Namun chorusnya cukup bertaji.

Dan lagu Jyusou [03:49] menjadi lagu berikutnya. Sekedar informasi, lagu Jyusou sendiri menjadi theme song dari sebuah film yang berjudul Hitori Kakurenbo. Film ini sendiri akan dirilis pada musim panas mendatang di beberapa kota besar Jepang sana. Aku sendiri tidak tahu filmnya menceritakan tentang apa. Namun apabila menyimak lagu Jyusou yang sedikit cadas namun dibalut dengan nuansa suram, sepertinya film itu tidak jauh dari tema horror. Apapun itu, lagu ini cukup membuat aku sedikit surprise setelah sebelumnya dihajar dengan lagu-lagu yang manis, gemulai dan cantik. Lagu ini sangat beda sekali. Asyik! I really love it. Verse-nya mantap, diisi dengan tarikan suara-dalam Isshi yang ditemanin dengan driving-bass-nya Nao yang sangat terasa getarannya ke dalam hati. And also, the chorus is great! Nuansa gelap semakin bertambah tebal dengan ornamen-ornamen pendukung, seperti dentingan piano, solo-piano, sampling, dll. You should listen this one!

Kejutan belum selesai. Buktinya bisa disaksikan pada lagu setelahnya, yaitu Subarashiki kana jinsei [03:43]. Intro-nya saja sudah bisa disimak permainan terompet yang cukup elegan dan jazzy. Yah, tentu saja ini lagi-lagi menjadi eksperimental-song yang diciptakan oleh Kagrra,. Dan aku rasa apa yang mereka coba bisa dibilang cukup sukses. Sangat bisa dinikmati! Namun, entah kenapa mulai dari pertengahan hingga akhir lagu, rasa bosan mulai datang menghampiri. Overall, this unpredictable-song is good enough! Just try it!

Towa ni...
[04:26], rasanya menjadi lagu dengan intro terbaik dalam album ini. Sayang, pada masukan awal vokal bagian verse-nya, kok terasa "lari" dari nada pakem-nya. Pre-chorus is alright. Yang disambung dengan chorus yang sangat Oshare-kei banget! Kocokan-kocokan gitar sepanjang lagu yang dimainkan Akiya dan Shin mampu mengangkat mood lagu ini hingga mencapai level-nya. Apalagi dengan tempo yang sedikit nge-beat dan lively! Well, lagu ini boleh lah.

Akhirnya sampai juga pada lagu terakhir sekaligus penutup album. Lagu yang beruntung tersebut berjudul Hoozuki [04:21]. Apakah kalian merasa pernah menyimak lagu ini? Wajar saja. Sebab lagu ini merupakan B-side track dari single Uzu yang juga turut dimasukkan ke dalam album ini. Dan memang sesuai dengan tebakanku. Coba mampir ke SINI. Di situ aku memasukkan lagu Hoozuki menjadi salah satu nominasi dalam kategori BEST B-SIDE/UNEXPECTED HIT SONG 2008. Dan ternyata pilihanku tidak salah khan? Hehe. Yup, another great song by Kagrra,. Biarpun lagunya cukup slow, sentimentil dan touching, dijamin deh jika didengarkan dengan seksama maka perasaan yang tertuang dalam lagu ini bisa kita resapi dengan dalamnya. Isshi is great!

Yeah, seperti yang aku sudah katakan di atas tadi, I really love this album! Lagu-lagu Kagrra, tidak bisa dikategorikan sebagai lagu easy-listening. Memang membutuhkan waktu baru bisa mengerti lagu-lagunya. Mungkin untuk masing-masing lagu, harus dimainkan sebanyak 4-5 kali. Dan memang itu yang aku lakukan. Buat kalian yang menggemari musik berat, cadas, lengkap dengan growl maupun scream, kalian telah salah alamat! Kagrra, bukanlah band seperti itu!

Secara keseluruhan, album ini aku kasih rating 5/5 bintang. Memang prestasi ini belum bisa disamakan dengan album San. Namun setidaknya, Shu sedikit lebih oke dibandingkan album Core, yang menurutku album Core tersebut sangat banyak sekali dengan sentuhan-sentuhan eksperimental yang dilakukan personilnya. Untung saja Kagrra, menyadari hal tersebut sehingga di album Shu ini eksperimental-nya terlihat berkurang dengan signifikan-nya. Dan tentu saja itu merupakan sebuah langkah yang bagus!

Okay, sampai di sini dulu. Terima kasih atas perhatiannya. Semoga berkenan....