Wednesday, July 05, 2017

SPIDER-MAN: HOMECOMING

Spidey is back! Reboot kedua dari kisah petualangan Peter Parker kali ini terasa lebih spesial dibandingkan reboot sebelumnya. Kenapa? Hal ini bermula dari tanggal bersejarah bagi insan penggemar komik superhero, yaitu 10 Februari 2015 kemarin, di mana Spider-Man diwakili oleh pihak Sony Studio akhirnya secara resmi menyatakan gabung dengan Marvel Studio dan berhak masuk ke dalam Marvel Cinematic Universe (MCU). Bergabungnya Spider-Man ke MCU tentunya buah dari proses negosiasi dan tarik ulur yang alot. Antusias Marvel Studio menyambut Spider-Man ditandai dengan langsung dihadirkannya Spider-Man dalam Captain America: Civil War. Sebuah perkenalan yang tepat momennya. Dan momen tersebut dikembangkan dengan merilis sebuah film reboot Spider-Man, yang diberi sub judul: Homecoming.

Spider-Man: Homecoming yang kali ini diperankan oleh aktor muda baru berusia 19 tahun Tom Holland, mengambil lini masa pasca kejadian dalam Captain America: Civil War. Secara garis besar, ceritanya berjalan dengan lancar dari awal hingga akhir. Alur terasa cepat, namun tetap dituturkan secara konsisten tanpa terbata-bata serta aman tanpa adanya lubang plot. Menjadi kebiasaan bagi film-filmnya Disney, dialog-dialog tampil cukup cerdas dengan pendalaman karakter protagonis yang maksimal. Dan tentu saja disisipi dengan beberapa adegan jenaka yang menggelitik dan mengundang tawa renyah. Dari segi aksi, penonton akan dimanjakan dengan CGI dan spesial efek yang halus nyaris tanpa cela.

Tom Holland layak diberikan jempol karena berhasil memerankan seorang Peter Parker remaja yang masih berusia 15 tahun. Melalui aktingnya Ia mampu menerjemah dan mengaplikasikan bagaimana kepolosan dan keluguan dari seorang bocah yang masih memiliki emosi labil, walaupun pada akhirnya berusaha untuk dapat berpikir dan bertindak dewasa. Pujian juga layak disematkan kepada Michael Keaton yang mendapatkan jatah antagonis/villain, yakni Vulture. Nama Michael Keaton, yang pernah berperan sebagai Batman dalam film Batman-nya Tim Burton (1989), tak perlu diragukan lagi kualitasnya.

Akhir kata, dari keseluruhan franchise Spider-Man yang ada, Spider-Man: Homecoming sukses menampilkan style dan feel yang baru dan menyegarkan. Menjadi sebuah pijakan awal yang bagus bagi lahirnya kembali superhero yang kita cintai dan sayangi ini. Dan juga menjadi sentilan keras bagi Sony Studio bahwa seperti inilah cara membuat film Spider-Man yang baik dan benar.

8/10

Sempat khawatir mengingat pada tiap poster Spider-Man: Homecoming selalu saja disertai dengan kemunculan Iron Man. Khawatir karena Iron Man justru akan lebih mencuri perhatian ketimbang Spider-Man itu sendiri. Untunglah hal tersebut tidak terjadi. Tampil minor, namun Iron Man memberikan peranan yang begitu besar.

Tambahan:
Akan ada dua buah adegan tambahan (mid-credit dan post-credit). Pada mid-credit adegannya berupa hint villain selanjutnya (menandakan film ini akan ada sekuel!). Sedangkan pada post-credit adegannya berupa, ah, gak penting banget pokoknya. Abaikan saja.

No comments: